
BI (Kayaknya) Mau Turunkan Bunga, Rupiah Tetap Perkasa!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Kuatnya aura penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) tidak jadi bagi investor untuk melepas aset-aset berbasis rupiah.
Pada Selasa (16/2/2021), US$ 1 dibanderol Rp 13.890 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,14% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Seiring perjalanan pasar, rupiah bahkan semakin kuat. Pada pukul 09:08 WIB, US$ 1 dihargai Rp 13.870 di mana rupiah terapresiasi 0,29%.
Kemarin, performa rupiah cukup apik. Dibuka menguat, rupiah nyaman menapaki jalur hjau hingga penutupan pasar. Bahkan rupiah jadi mata uang terbaik di Asia.
Dalam waktu dekat, sentimen yang bisa mempengaruhi laju rupiah adalah hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang digelar 17-18 Februari 2021. Pelaku pasar sudah berekspektasi bahwa Gubernur Perry Warjiyo dan kolega akan menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate.
Konsensus sementara yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan median suku bunga acuan bulan ini di 3,5%. Artinya ada pemotongan 25 basis poin (bps) dari posisi sekarang.
Institusi | BI 7 Day Reverse Repo Rate (%) |
Bank Danamon | 3.5 |
ING | 3.75 |
CIMB Niaga | 3.5 |
Citi | 3.5 |
DBS | 3.5 |
Mirae Asset | 3.75 |
BNI Sekuritas | 3.5 |
Maybank Indonesia | 3.5 |
Bank Mandiri | 3.5 |
Bahana Sekuritas | 3.5 |
Moody's Analytics | 3.75 |
UOB | 3.5 |
MEDIAN | 3.5 |
Dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR pekan lalu, Gubernur Perry 'curhat' soal pertumbuhan ekonomi. Penerus Agus DW Martowardojo itu mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Tanah Air tidak sesuai ekspektasi.
"Sejujurnya ini di bawah ekspektasi. Memang arahnya ada perbaikan, tetapi tidak secepat yang kami perkirakan," tutur Perry, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Sebagai informasi, pada kuartal IV-2020 ekonomi Indonesia tumbuh -2,19% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). BI sempat memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Tanah Air bisa tumbuh positif pada kuartal pamungkas tahun lalu.
Oleh karena itu, Perry menegaskan bahwa BI punya ruang untuk menurunkan suku bunga acuan demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun langkah ini harus tetap memperhatikan stabilitas ekonomi, terutama stabilitas nilai tukar rupiah.
Halaman Selanjutnya --> BI Ikuti Kehendak Pasar?
