Perhatian! Simak Dulu 7 Kabar Pasar Sebelum Trading Hari Ini

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
08 February 2021 08:35
Bursa efek Indonesia
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Menutup perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (5/2/2021), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 0,73% ke posisi 6.151,72 poin.

Dengan demikian, dalam sepekan IHSG naik nyaris 5% atau 4,94%. Data BEI mencatat, ada 307 saham naik, 176 saham turun, dan 142 saham stagnan.

Penguatan indeks acuan Bursa Efek Indonesia ini tampaknya tidak terlepas dari menguatnya bursa saham Asia dan global, rilis data pekerjaan di Amerika Serikat yang cukup moderat pada Januari serta perkembangan terbaru mengenai stimulus serta vaksinasi.

Adapun bursa Wall Street mencatatkan kenaikan dipicu oleh kinerja emiten di Negeri Paman Sam.

Data perdagangan menunjukkan, nilai transaksi mencapai Rp 12,58 triliun dengan frekuensi sebanyak 1,17 kali. Sementara itu, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 186,81 miliar.

Namun, secara akumulasi sejak awal tahun ini pelaku pasar asing masih mencatatkan beli bersih senilai Rp 14,96 triliun.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan awal pekan ini, Senin (8/2/2021):

1. Ada 2 Reksa Dana Sucor Asset Management Disuspen OJK, Kenapa?

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menghentikan sementara penjualan produk reksa dana yang dikelola oleh PT Sucorinvest Asset Management. Reksa dana yang disuspensi tersebut adalah Sucorinvest Money Market Fund dan Sucorinvest Citra Dana Berimbang.

Dalam surat edaran yang disampaikan Direktur Utama Sucorinvest Asset Management, Jemmy Paul Wowaintana mengatakan meski kedua produk reksa dana tersebut dihentikan, kegiatan operasional untuk produk Sucorinvest lainnya tetap berjalan seperti biasa.

"Sementara untuk kedua produk yang disebutkan, transaksi pembelian unit belum dapat dilakukan hingga pemberitahuan tertulis selanjutnya," kata Jemmy, dalam suratnya, Jumat (5/2/2021).

Meski demikian, nasabah bisa tetap melakukan proses penjualan atau redemption seperti biasa. "Sucorinvest Asset Management tetap pada komitmen kami untuk melayani nasabah," bunyi surat tersebut.

Jemmy juga merekomendasikan agar nasabah dapat melakukan subscription untuk produk dengan kelas aset yang sama seperti Sucorinvest Sharia Money Market Fund, Sucorinvest Flexi Fund dan Sucorinvest Anak Pintar.

2.Ternyata Ini Alasan BEI Cabut Izin OSO Sekuritas

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan pencabutan Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) milik PT OSO Sekuritas Indonesia, perusahaan yang masuk Grup OSO milik politisi dan pengusaha Oesman Sapta Odang, disebabkan karena perusahaan sekuritas tersebut telah disuspensi selama lebih dari 90 hari berturut-turut.

Pencabutan SPAB ini mulai terhitung sejak Jumat, 5 Februari 2021.

"Hingga batas waktu 90 hari tersebut, OSO Sekuritas belum dapat melakukan perbaikan atas kondisi yang menyebabkan dilakukannya suspensi," kata Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo, saat dihubungi CNBC Indonesia, Jumat (5/2/2021).

Tak hanya itu, otoritas bursa juga mengenakan sanksi Larangan Sementara Melakukan Aktivitas Perdagangan di Bursa kepada Perusahaan sejak tanggal 20 April 2020 dikarenakan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) perusahaan sampai dengan 17 April 2020 di bawah nilai minimum MKBD yang dipersyaratkan.

Berdasarkan ketentuan bursa dan Otoritas Jasa Keuangan, MKBD perusahaan sekuritas jumlahnya minimal Rp 35 miliar.

NEXT: Simak aksi korporasi lainnya

3.Bank Neo Rights Issue, Akulaku Setor Modal, Asabri Terdilusi

Emiten bank digital yakni PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), dahulu bernama PT Bank Yudha Bhakti Tbk, akan mendapat suntikan modal lagi dari pemegang saham utamanya PT Akulaku Silvrr Indonesia lewat skema penawaran umum terbatas (UT) penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

Berdasarkan prospektus yang dirilis perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Akulaku selaku Pemegang Saham Utama BBYB telah menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan seluruh hak yang dimilikinya untuk membeli saham baru yang diterbitkan dalam rangka PUT ke-IV ini.

BBYB akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 832.724.404 saham baru atas nama dengan nilai nominal Rp 100, yang ditawarkan dengan harga pelaksanaan Rp300/saham.

Dengan demikian dana rights issue ini berjumlah sebanyak-banyaknya Rp 249.817.321.200 atau Rp 249,82 miliar yang berasal dari saham portepel perseroan dan akan dicatatkan di BEI.

4.Bayar Utang, Adaro Energy Lagi Cari Dana Rp 5,6 T

Perusahaan tambang batu bara induk Adaro Indonesia yakni PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dikabarkan akan melakukan pembayaran utang yang akan jatuh tempo.

Saat ini perusahaan tengah mempertimbangkan untuk menerbitkan obligasi atau mencari pinjaman sindikasi setidaknya senilai US$ 400 juta atau setara dengan Rp 5,60 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$) guna membayarkan kewajibannya tersebut.

Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira mengatakan upaya ini juga merupakan langkah perusahaan untuk melakukan penguatan modal perusahaan dengan membuka beberapa opsi yang mungkin akan dilakukan.

"Kita akan selalu berupaya untuk memperkuat struktur permodalan kita, dan bond [obligasi] atau loan [pinjaman bank] merupakan beberapa opsi," kata Febriati kepada CNBC Indonesia, Jumat (5/2/2021).

5.Dirutnya Jadi Tersangka Skandal Asabri, Emiten Ini Buka Suara

Manajemen emiten real estate dan konstruksi, PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP) buka suara berkaitan dengan Direktur Utama LCGP yang ditetapkan Kejaksaan Agung (Kejagung) menjadi salah satu dari delapan tersangka kasus dugaan korupsi pengelolaan investasi PT Asabri (Persero).

Sekretaris Perusahaan Eureka Prima Jakarta Hervian Tahier mengatakan bahwa latar belakang persoalan yakni, direktur utama perseroan menjadi tersangka dalam kasus Asabri tersebut.

"Direktur Utama Perseroan, Bapak Dr. Ir. Lukman Purnomosidi, MBA menjadi tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan keuangan dan dana investasi oleh Asabri pada beberapa perusahaan periode tahun 2012 - 2019," katanya, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (5/2/2021).

Dia menjelaskan, upaya hukum yang telah dilakukan oleh Direktur Utama LCGP sejak munculnya kasus tersebut adalah menunjuk penasehat hukum AB & Partner Law Office.

6.Onde Mande! Garuda Angkut 33 Ton Manggis dari Padang ke China

Sejalan dengan upaya peningkatan bisnis kargo, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) baru-baru ini menerbangkan 33 ton buah manggis dari Padang, Sumatera Barat ke Guangzhou, China.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pengangkutan produk ekspor tersebut dilayani dengan penerbangan charter khusus rute Padang - Guangzhou pada, Rabu (3/2/2021), melalui penerbangan GA 8960 yang dioperasikan oleh armada A330-300 dengan daya angkut mencapai 40 ton pada setiap penerbangannya.

"Melalui penerbangan ini, kami harapkan dapat menyediakan layanan penerbangan langsung dengan waktu pengiriman yang lebih singkat tanpa transit, sehingga kualitas dan kesegaran produk menjadi lebih terjaga serta dengan cost logistik yang lebih kompetitif sehingga ke depannya kami harapkan dapat meningkatkan geliat ekspor produk produk unggulan Indonesia," kata Irfan dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (5/2/2021).

Menurut dia, pengangkutan ekspor komoditas manggis dari Padang menuju Guangzhou tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen Garuda Indonesia dalam mendukung percepatan pemulihan ekonomi. Khususnya melalui penyediaan aksesibilitas layanan penerbangan dalam memfasilitasi peningkatan daya saing produk ekspor nasional khususnya hasil pertanian masyarakat lokal.

7.Pandemi 2020, Laba Unilever Indonesia Drop 3% Jadi Rp 7,2 T

Laba bersih PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sepanjang tahun 2020 tercatat turun 3,11% menjadi Rp 7,16 triliun, dari tahun sebelumnya Rp 7,39 triliun. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, penurunan laba bersih ini seiring dengan kenaikan tipis pendapatan di tahun pandemi Covid-19.

Total penjualan bersih UNVR di 2020 mencapai Rp 42,97 triliun, naik 0,12% dari 2019 yakni Rp 42,92 triliun. Beban pokok penjualan turun menjadi Rp 20,52 triliun, dari sebelumnya Rp 20,89 triliun.

Bila ditelisik, penjualan dari dalam negeri mencapai Rp 41,16 triliun, naik dari 2019 Rp 40,87 triliun, sementara penjualan ekspor turun menjadi Rp 1,81 triliun dari sebelumnya Rp 2,05 triliun.

Kontribusi penjualan terbesar yakni kepada pihak berelasi Unilever Asia Private Limited senilai Rp 552,63 miliar, kendati ambruk dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,37 triliun.

Berikutnya penjualan kepada Unilever (Malaysia) Holdings Sdn Bhd sebesar Rp 320,06 miliar dari sebelumnya nihil, dan kepada Unilever Philippones Inc Rp 245,82 miliar dari sebelumnya Rp 240,22 miliar.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular