Meski PDB RI Terburuk Sejak Krismon, IHSG Sesi I Menguat 0,3%

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
05 February 2021 11:58
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada penutupan sesi pertama perdagangan Jumat (5/2/2021), menyusul sinyal pemulihan ekonomi yang terlihat dari menipisnya kontraksi Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal IV-2020.

Indeks acuan bursa nasional tersebut menguat 19,63 poin (+0,32%) ke 6.126,842. Sebanyak 260 saham menguat, 180 tertekan dan 165 lainnya flat. Namun transaksi bursa kian surut dengan hanya sekitar 8,5 miliar saham diperdagangkan, sebanyak 677.000-an kali.

Nilai transaksi bursa pun hanya sebesar Rp 6,3 triliun, dari periode sebelumnya di awal Januari yang bisa menyentuh Rp 12 triliun (untuk sesi 1 saja). Investor asing kali ini memilih merealisasikan keuntungan sehingga membentuk penjualan bersih (net sell) Rp 83,9 miliar di pasar reguler.

Saham yang mereka lepas di antaranya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai jual masing-masing sebesar Rp 163,9 miliar dan Rp 139,1 miliar. Saham BMRI melemah 75 poin atau -1,1% ke Rp 6.500 per saham, sedangkan BBCA naik 0,36% atau 125 poin ke Rp 34.400/unit.

Pada pagi, IHSG dibuka menguat 0,48% ke 6.136,39. Selang 5 menit IHSG terpantau masih menghijau 0,48% ke level 6.136,42. Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) masih merajai dari sisi nilai transaksi yakni sebesar Rp 661,4 miliar.

Saham BUMN tambang ini menguat 2,1% atau 50 poin ke Rp 2.450 per unit. Penguatan terjadi setelah Tesla dikabarkan telah berkomunikasi dan mengirimkan proposal ke pemerintah terkait rencana investasi di industri baterai mobil listrik.

Saham PT Timah Tbk (TINS) juga menguat, sebesar 0,5% atau 10 poin, ke Rp 1.935/unit. Sebelumnya, saham baterai sempat terkoreksi setelah tim Tesla menunda rencana survei pembangunan pabrik baterai, karena terkendala pembatasan kedatangan warga negara asing (WNA)

Pelaku pasar menilai rilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 yang terkontraksi 2,07% tak jauh berbeda dari proyeksi pelaku pasar, sehingga tidak ada sesuatu yang mengejutkan. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal IV-2020.

Kepala BPS Suhariyanto melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia kuartal IV-2020 tumbuh -2,19% (year-on-year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini membuat ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) dalam 3 kuartal beruntun.

"PDB kuartal IV-2020 membaik dari kuartal sebelumnya walau secara keseluruhan masih melemah," kata Suhariyanto, Jumat (5/2/2021). Secara teknis, resesi dimaknai sebagai kontraksi ekonomi dalam lebih dari 2 kuartal berturut-turut. Indonesia mengalami resesi untuk kali pertama sejak 1998.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak Sederet Informasi Ini Sebelum Berburu Cuan Saat Pandemi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular