
Teliti! Meski Lo Kheng Hong Punya Saham TBLA, Cek Valuasinya

Untuk melihat apakah valuasi TBLA masih tergolong 'murah' maka perlu diperhatikan beberapa metrik valuasi yang umum digunakan. Salah satunya adalah dengan menggunakan indikator nilai buku (book value).
Nilai buku TBLA menggunakan laporan keuangan periode September 2020 adalah sebesar Rp 1.047/unit. Hal ini menunjukkan sejatinya harga pasarnya masih berada di bawah nilai buku riilnya.
Ditutup di harga Rp 920/unit pada perdagangan kemarin (5/2/21), saham TBLA saat ini ditransaksikan di 0,88 kali nilai bukunya (price to book value/PBV) yang tentu saja masih sangat murah apabila dibandingkan dengan rata-rata PBV industri bahan-bahan pangan yang berada di angka 3 kali.
Sedangkan apabila menggunakan metode valuasi harga pasar dibandingkan dengan laba bersihnya (price to earnings ratio/PER) maka angka yang didapatkan juga tergolong murah dimana PER TBLA berada di kisaran 9,10 kali, lagi-lagi masih berada di bawah rata-rata PER industri bahan-bahan pangan yang berada di angka 18,8 kali
Bahkan apabila menggunakan nilai intrinsik saham TBLA yang biasanya tentunya lebih besar daripada nilai bukunya, para pelaku pasar akan mendapatkan angka yang lebih menakjubkan.
Tercatat nilai intrinsik saham TBLA menggunakan metode permodelan Refinitiv StarMine Projection Model berada di angka Rp 2.279,84/unit. Bagi seorang value investor yang tertarik untuk mengkoleksi saham TBLA masih memiliki margin of safety (MOS) yang besar yaitu 59,65%.
Hal ini menunjukkan saham TBLA berpotensi mencatatkan keuntungan bagi para investor mencapai 247,80% apabila harga pasar TBLA kembali ke level nilai intrinsiknya di angka Rp 2.279.84/unit.
(trp/hps)