Mulai Hijau Lagi, Seberapa Menarik Beli Saham Farmasi?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
02 February 2021 14:28
Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham farmasi sempat mengalami tekanan hebat dalam beberapa waktu terakhir setelah reli panjang karena sentimen vaksinasi. Sejak terkoreksi dalam, investor pun bertanya-tanya mengenai kelanjutan nasib saham-saham farmasi ini ke depannya.

"Saham-saham sektor farmasi ini sudah mengalami kenaikan fantastis 400-500% sampai sekarang, memang ada potensi koreksi wajar karena kenaikannya tinggi sekali, dimana ini ngga mencerminkan fundamental perusahaan, sangat spekulatif, fundamental belum menopang," kata Deputy Head of Research MNC Sekuritas Victoria Venny dalam Investime, CNBC Indonesia dikutip Selasa (2/2/21).

Ada harapan positif kala distribusi vaksin terjadi sehingga mendorong kinerja fundamental lebih baik, namun sentimen vaksin sudah ada sejak jauh-jauh hari sampai indeks di farmasi meningkat signifikan.

"Peluang rebound dari kami masih ada peluang rebound, tapi apabila masing-masing saham tembus area tertentu, masih akan ada penurunan kembali. Contohnya KAEF kemungkinan menguji MA 200 di area 2.500-2.650 terlebih dahulu, Kalau tembus area tersebut sebenarnya KAEF masih ada potensi rebound ke level 3300," papar Venny.

Sementara IRRA yang merupakan distributor dan produsen alat kesehatan ada potensi koreksi untuk menguji MA di 60, jadi volume cukup tinggi di level 1500-1590. "Apabila ngga ketembus di level akan rebound sementara di resisten terdekat 2.250," sebutnya.

Meskipun proyeksi kurang baik untuk saham sektor ini, pergerakan saham farmasi di awal Februari yang jatuh pada hari Senin (1/2/2021) ini mulai kembali pulih ditandai dengan rebound beberapa saham farmasi. Pada penutupan sesi I kemarin, setidaknya ada 4 dari 7 saham farmasi dan pendukungnya berhasil berbalik arah.

Beberapa diantaranya ada da saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang tumbuh 2,05% ke Rp 1.495/unit pada penutupan sesi pertama hari ini

Adapun nilai transaksi saham KLBF mencapai Rp 66 miliar dengan volume transaksi mencapai 45,3 miliar lembar saham. Asing juga melakukan net buy di saham KLBF melalui pasar reguler sebesar Rp 291,64 juta.

Kemudian Saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) masih terkoreksi cukup dalam pada penutupan sesi pertama hari ini, yakni terkoreksi 3,85% ke posisi Rp 3.000/unit.

Nilai transaksi saham KAEF mencapai Rp 92,5 miliar dengan volume transaksi mencapai 31,3 miliar lembar saham. Asing juga melakukan net buy di saham KAEF melalui pasar reguler sebesar Rp 3,3 miliar.

Namun, nasib sial masih dialami oleh saham PT Indofarma Tbk (INAF) di mana pada penutupan sesi pertama hari ini, saham INAF terkoreksi hingga masih menyentuh level ARB-nya, yakni ambles 6,67% ke Rp 2.800/unit.

Hal sama juga masih terjadi di saham penyedia jarum suntik, yakni PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) yang ambrol hingga 6,91% ke Rp 1.685/unit dan masih menyentuh level ARB-nya pada hari ini.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BPOM Uji Klinis Ivermectin, Saham Trio Farmasi Langsung Mabur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular