Longsor! IHSG Tak Kuasa Drop 3%, Kena Tekanan Jual

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu jam jelang perdagangan berakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 3% dan terlempar dari level psikologis 6.600.
Pada 14.10 WIB, IHSG terpantau melorot 3,3% ke level 6.591. Data perdagangan mencatat net sell asing sebesar Rp 508 miliar di pasar reguler.
Anjloknya saham-saham big cap menjadi pemicu utama longsornya IHSG. Semua saham bank kakap ambles lebih dari 2%. Bahkan saham BBNI menyentuh level auto reject bawah (ARB).
Saham-saham emiten konsumen yang sebelumnya naik kali ini balik arah. Saham-saham konsumen dengan kapitalisasi pasar besar ambruk lebih dari 1%.
Nasib serupa juga dialami oleh saham-saham sektor konstruksi yang loyo. Sementara itu sektor properti juga drop.
Di sektor komoditas dan sumber daya alam (SDA) terpantau hanya saham ITMG dan INCO saja yang menguat masing-masing 1,3% dan 0,7%.
Sentimen negatif datang dari Barat. Semalam Wall Street kembali ditutup dengan koreksi setelah rilis data inflasi AS bulan April 2022.
Indeks S&P 500 serta Dow Jones ambles masing-masing sebesar 1,65% dan 1,02%. Sementara itu Nasdaq Composite anjlok 3,18%.
Indeks Harga Konsumen (IHK) April melompat 8,3% atau lebih buruk dari ekspektasi ekonomi dan analis dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 8,1%. Namun, realisasi tersebut masih lebih landai dari inflasi Maret yang tercatat sebesar 8,5%.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel tumbuh 2,6% secara bulanan dan 9,3% secara tahunan pada Maret 2022.
Berdasarkan hasil survei penjualan eceran (SPE), responden memperkirakan penjualan ritel akan tumbuh 6,8% dibanding bulan Maret 2022 seiring dengan adanya momentum puasa Ramadan.
Namun rilis data ekonomi domestik yang bagus tersebut tidak mampu menjadi katalis positif untuk IHSG. Harap maklum karena sentimen eksternal memang masih dominan.
[Gambas:Video CNBC]
Ditutup Tertinggi Sepanjang Sejarah, IHSG Tak Ada Matinya!
(hps/hps)