
BPOM Uji Klinis Ivermectin, Saham Trio Farmasi Langsung Mabur

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham-saham emiten farmasi melaju di zona hijau pada awal perdagangan pagi ini, Selasa (29/6/2021).
Kenaikan saham-saham farmasi dipengaruhi oleh dua sentimen utama, yakni, pertama, terkait Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang baru saja mengumumkan akan segera melakukan uji klinis terhadap Ivermectin yang diproduksi Indofarma sebagai obat Covid-19.
Kemudian, sentimen kedua yang ikut menjadi penggerak saham-saham tersebut ialah mengenai kasus harian baru Covid-19 di Indonesia yang terus melonjak tinggi dalam sepekan terakhir.
Berikut gerak saham emiten farmasi, pukul 09.12 WIB:
- Indofarma(INAF), saham +8,12%, ke Rp 3.330, transaksi Rp 23 M
- Kalbe Farma (KLBF), +2,91%, ke Rp 1.415, transaksi Rp 8 M
- Kimia Farma (KAEF), +2,77%, ke Rp 3.340, transaksi Rp 44 M
- Diagnos Laboratorium Utama (DGNS), +1,89%, ke Rp 1.345, transaksi Rp 1 M
- Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO), +1,39%, ke Rp 730, transaksi Rp 402 juta
- Itama Ranoraya (IRRA), +1,27%, ke Rp 2.000, transaksi Rp 40 M
- Phapros(PEHA), +0,81%, ke Rp 1.240, transaksi Rp 422 juta
- Tempo Scan Pacific (TSPC), 0,00%, ke Rp 1.485, transaksi Rp 166 juta
- SOHO Global Health (SOHO), -0,80%, ke Rp 4.950, transaksi Rp 17 juta
- Merck (MERK), -1,20%, ke Rp 3.300, transaksi Rp 50 juta
- Pyridam Farma (PYFA), -1,92%, ke Rp 1.020, transaksi Rp 1 M
Mengacu pada data di atas, saham Indofarmasi mencatatkan kenaikan tertinggi, yakni sebesar 8,12% ke Rp 3.330/saham. Nilai transaksi saham ini tercatat sebesar RP 23 miliar. Dengan ini, saham INAF sudah melaju di zona hijau selama 3 hari beruntun, dengan kemarin berhasil menjadi top gainers di bursa ketika ditutup melejit 18,92%.
Dalam sepekan, saham ini melonjak 20,58%, sementara dalam sebulan melejit 46,05%.
Sentimen yang menjadi katalis kenaikan saham INAF ialah Ivermectin yang bakal diuji klinis oleh BPOM.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito mengungkapkan Ivermectin segera dilakukan uji klinis sebagai obat covid-19. BOPM menerima Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK).
BPOM sebelumnya telah mengeluarkan izin edar Ivermectin namun sebagai obat cacing.
"Uji klinis sebagai obat Covid-19 segera dilakukan. Terima kasih untuk Bapak Menteri BUMN Erick Thohir yang punya concern akses penanganan obat covid-19," kata Penny dalam konferensi persnya bersama Menteri BUMN Erick Thohir, Senin (28/6/2021).
Penny menegaskan Ivermectin ini merupakan obat keras yang harus ada resep dokternya. Dan saat ini digunakan untuk infeksi cacingan.
"BPOM memfasilitasi uji klinis dengan Balitbangkes. Akses obat nantinya segera disebar luas jika persetujuan klinis dan metode acak kontrol sudah semua dipenuhi," tegas Penny.
Penny menjelaskan, Badan POM sudah mengeluarkan izin penggunaan atau izin edar untuk Ivermectin sebagai indikasi infeksi kecacingan yang diberikan dalam dosis-dosis tertentu.
Penny menambahkan, data-data epidemiologi dan juga publikasi global telah menunjukkan bahwa Ivermectin ini juga digunakan untuk penanggulangan Covid-19.
Selain itu, menurut Penny, juga ada petunjuk dari WHO dikaitkan dengan pengobatan Covid-19. rekomendasi WHO adalah Ivermectin dapat digunakan dalam kerangka uji klinik. Pendapat yang sama juga diberikan oleh beberapa otoritas obat dalam kategori sistem regulatory yang baik seperti US FDA dan EMA.
Sebelumnya, Indofarma memastikan sedang memproduksi obat ivermectin yang digunakan sebagai terapi Covid-19. Jumlahnya mencapai 4 juta tablet dan sudah dimulai sejak awal minggu ini.
"4 juta sudah mulai produksinya hari Senin kemarin. Kapasitas kami cukup besar, mengambil angka moderat 4 juta tablet perbulan," kata Direktur Utama Indofarma, Arief Pramuhanto, dalam Squawkbox, CNBC Indonesia, Rabu (23/6).
Adapun saham KLBF juga terapresiasi 2,91%, melanjutkan kenaikan pada perdagangan kemarin ketika ditutup menguat 1,48%.
Setali tiga uang, saham emiten pelat merah lainnya, KAEF, juga terkerek 2,77% ke Rp 3.340/saham. Ini membuat saham KAEF sudah menghijau selama 3 hari beruntun. Alhasil, dalam sepekan saham saham KAEF menanjak 10,20%, sementara dalam sebulan melesat 28,85%.
Berbeda dengan yang lainnya, saham SOHO malah terkoreksi 0,80%. Demikian pula dengan saham MERK dan PYFA yang melorot masing-masing sebesar 1,20% dan 1,92%.
Sebagai informasi, setelah mencetak 3 kali cetak rekor tertinggi dalam 4 hari terakhir, kasus Covid-19 di Indonesia kembalibertambah yang dengan jumlah yang cukup tinggi pada Senin (28/6/2021)
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kasus baru virus corona (Covid-19) di Indonesia kembali bertambah 20.694 orang. Ini merupakan rekor tertinggi ketiga dalam penambahan kasus baru dalam satu hari sejak pandemi melanda Indonesia
Jumlah kasus baru tersebut membuat akumulasi kasus positif menjadi 2,135 juta orang. Hasil positif tersebut ditemukan dari 80.308 orang yang selesai diperiksa pada hari ini dan kemarin.
Kabar baiknya, pada Senin kemarin kasus kesembuhan kembali bertambah 9.480 orang sehingga totalnya menjadi 1,859 juta orang. Sementara itu, kasus kematian bertambah 423 orang sehingga totalnya menjadi 57.561 orang.
Dengan pertambahan yang terjadi pada Senin maka kasus aktif Covid-19 di Indonesia menembus 218.476 kasus, bertambah 10.791 orang dibandingkan sehari sebelumnya. Ini merupakan rekor untuk kasus aktif Covid-19 di Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mulai Hijau Lagi, Seberapa Menarik Beli Saham Farmasi?