
SWF Norwegia Cuan Rp 17.539 T, SWF RI Bisa Tiru Gak?

Jakarta, CNBC Indonesia- Dana abadi milik Norwegia, yang merupakan Sovereign Wealth Fund (SWF) terbesar di dunia, berhasil membawa untung mencapai 100 miliar Euro di tahun 2020 meskipun pasar terguncang keras akibat pandemi virus corona.
Dana tersebut berhasil mengumpulkan imbal hasil sebanyak 10,9% tahun lalu atau sebesar 107 triliun kroner (101,5 miliar euro), dan menjadikan keuntungan ini terbesar kedua. Keuntungan ini mayoritas datang dari saham-saham teknologi.
Di akhir tahun sendiri dana abadi Norwegia bernilai hingga 10,9 triliun koroner atau sebesar 1,03 triliun euro apabila dirupiahkan angka ini berada di kisaran Rp 17.539 triliun.
"Meski pandemi muncul di tahun 2020, tahun ini merupakan tahun yang oke bagi SWF," ujar gubernur Bank Sentral Norwegia, Oyster Olsen.
"Meskipun demikian, dengan tingginya gain tahun ini, hal ini tentunya mengingatkan bahwa volatilitas dana akan tinggi kedepanya," tambahnya.
Dana yang ditargetkan untuk mendanai kebutuhan Norwegia yang sangat royal terhadap warganya adalah tempat Norwegia menaruh penjualan minyak mentahnya berhasil cuan 12,1% dari investasi saham, yang merupakan komposisi mayoritas dana ini yaitu sebesar 72,8%.
Keuntungan sendiri didapatkan mayoritas pada kuartal keempat, dimana berita positif mengenai vaksin dan perlawanan akan virus corona.
SWF Norwegia sendiri berinvestasi pada lebih dari 9.200 perusahaan dan mengontrol kurang lebih 1,5% kapitalisasi pasar perusahaan di dunia.
"Saham teknologi yang memiliki keuntungan tertinggi di 2020, yakni di angka 41,9%. Hal ini karena pandemi corona menyebabkan kenaikan permintaan untuk segala sesuatu secara daring seperti WFH, edukasi daring, hiburan daring, pendidikan daring, dan lainya." Ujar kepala SWF Norwegia, Nicolai Tangen.
Perusahaan teknologi raksasa AS menyumbang mayoritas keuntungan dimana Apple menyumbang 84 miliar kroner, Amazon 51 miliar, Microsoft 41 miliar, dan Tesla 36 miliar.
Sementara itu saham-saham perusahaan finansial dan minyak terpaksa merugi.
Secara geografis keuntungan mayoritas datang dari bursa AS dan China, sebaliknya Britania Raya yang sedang melakukan Brexit menyumbang kerugian mencapai 70 miliar kroner.
Dari obligasi yang merupakan 24,7% aset SWF, membukukan keuntungan 7,5% sementara itu perumahan yang merupakan 2,5% aset membukukan kerugian 0,1%.
SWF yang diinvestasikan seluruhnya di luar Norwegia ini juga diuntungkan dengan melemahnya mata uang Norwegia terhadap mata uang raksasa lain yang menambah keuntungan mencapai 58 miliar krone.
Meskipun demikian pemerintah Norwegia mengambil sekitar 298 miliar krone dana tersebut di tahun 2020 untuk membantu perekonomianya yang terserang pandemi corona.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Adam Boehler ke RI Lagi Ketemu Luhut, Jadi Nih Dana Abadi!