Harga SBN Ditutup Melemah Jelang Pelantikan Presiden AS Biden

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
20 January 2021 19:35
Ilustrasi Obligasi
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pada perdagangan Rabu (20/1/21) mayoritas ditutup melemah jelang pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden pada Rabu (20/1/21) waktu setempat atau Kamis (21/1/21) tengah malam waktu Indonesia.

Mayoritas Surat Berharga Negara (SBN) hari ini cenderung dilepas, kecuali SBN berseri FR0061 dan FR0076 yang ramai dikoleksi oleh investor.

Dilihat dari imbal hasilnya (yield), hampir semua SBN mengalami kenaikan yield, tetapi tidak untuk yield SBN seri FR0061 dengan tenor 1 tahun yang turun 5,5 basis poin (bps) ke level 4,431% dan yield SBN seri FR0076 berjatuh tempo 30 tahun turun 1,7 bps ke 7,052%.

Sedangkan yield SBN seri FR0067 dengan jatuh tempo 25 tahun cenderung stagnan di level 7,316%.

Sementara itu, yield SBN seri FR0082 berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara naik 0,3 bps ke level 6,349% hari ini.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang turun. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Naiknya harga SBN terjadi jelang pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Joe Biden pada Rabu (20/1/21) waktu setempat.

Biden akan menjadi Presiden ke-46 AS, menggantikan Donald Trump. Pidato pertamanya akan memfokuskan pada pentingnya menyatukan kembali bangsa yang terpecah pasca kerusuhan Gedung Capitol awal bulan ini.

Investor juga akan memantau detil stimulus yang disiapkan Biden senilai US$ 1,9 triliun, setelah Menteri Keuangan Janet Yellen memberikan penjelasan mengenai langkah besar untuk menambah stimulus, meski memicu lonjakan utang pemerintah AS.

Selain itu, harapan vaksinasi akan dipercepat juga membuat sentimen pelaku pasar membaik.

Dr. Rochelle Walensky, Kepala Pusat Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention) yang dipilih Biden, mengatakan bahwa pemerintah memiliki vaksin yang cukup untuk mencapai target vaksinasi 100 juta orang dalam 100 hari.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Ambil Untung di SBN Mulai Mereda, Harga SBN Menguat Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular