Internasional
PDB China Tumbuh Paling Lambat Selama 4 Dekade

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi China tumbuh pada laju paling lambat sejak reformasi pasar pada tahun 1970-an di 2020 ini. Namun, berhasil mengakhiri tahun dengan kuat karena percepatan pemulihan virus corona (Covid-19), menurut jajak pendapat ekonom AFP.
Perkiraan rata-rata analis dari 13 lembaga keuangan adalah ekspansi 2,0% untuk ekonomi terbesar kedua di dunia, turun tajam dari 6,1% pada 2019, yang merupakan level terendah dalam tiga dekade.
China, tempat pertama kali pandemi Covid-19 muncul, menjadi satu-satunya ekonomi besar dunia yang mencatat pertumbuhan positif pada 2020.
Tahun lalu adalah roller-coaster bagi China. Negeri Tirai Bambu ini berkontraksi pada kuartal pertama, dan belum pernah terjadi sebelumnya, setelah dilakukan aturan lockdown terkait pandemi.
"Namun, ini dengan cepat diikuti oleh rebound ketika bisnis dan konsumsi kembali," tulis AFP, dikutip Jumat (15/1/2021).
Analis memaparkan laju kenaikan selama kuartal keempat didukung dengan data yang menggembirakan pada belanja konsumen, aktivitas pabrik dan ekspor.
Jajak pendapat tersebut menghasilkan perkiraan rata-rata pertumbuhan sekitar 6,3% untuk kuartal terakhir tahun 2020, menempatkan China kembali pada lintasan pertumbuhan pra-pandemi.
"Kami memperkirakan kenaikan lebih lanjut dalam pertumbuhan PDB Q4, didorong oleh ekspor yang kuat, pertumbuhan investasi yang kuat dan pemulihan konsumsi rumah tangga," kata Tommy Wu, ekonom utama di Oxford Economics.
Menurut angka yang dirilis Kamis (14/1/2021), dalam tanda positif terbaru, ekspor melonjak 18% pada Desember dan naik 3,6% untuk setahun penuh. Angka pertumbuhan PDB resmi akan dirilis pada hari Senin mendatang.
Ekspektasi analis melebihi perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF) tentang pertumbuhan setahun penuh China pada tahun 2020 sebesar 1,9%. Angka tersebut akan menjadi kinerja terburuk sejak tahun 1976, ketika ekonomi menyusut 1,6%.
Dua tahun setelah itu, mantan pemimpin Deng Xiaoping mulai beralih dari perencanaan pusat bergaya komunis, mengubah China menjadi kekuatan industri, perdagangan, dan teknologi.
IMF pekan lalu mengatakan aktivitas akan tetap di bawah kapasitas untuk masa mendatang karena China terus menyesuaikan diri dengan "normal pandemi" di mana teknologi dan digitalisasi layanan mengambil peran yang lebih besar.
IMF menurunkan perkiraan setahun penuh China tahun 2021 menjadi 7,9%, dari sebelumnya 8,2%.
[Gambas:Video CNBC]
(sef/sef)