Internasional

2 Bulan Ekonomi China Melesat! Tahun Ini Diramal Tumbuh 8%

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
19 March 2021 21:13
A woman walks at Beijing Railway Station after arriving by train to China's capital during the Chinese Lunar New Year travel rush as the annual Spring Festival holidays end in Beijing, China February 22, 2018. REUTERS/Jason Lee
Foto: REUTERS/Jason Lee

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi China perlahan kembali pulih dengan kuat dalam 2 bulan pertama tahun ini yang dipicu oleh melonjaknya aktivitas pabrik dan penjualan ritel yang jauh melebihi ekspektasi dari para analis.

Dilansir dari China Daily, data Biro Statistik Nasional menunjukkan output (produksi) industri di Tiongkok naik 35,1% dalam 2 bulan pertama dari tahun sebelumnya, melesat jauh dari level kenaikan 7,3% pada Desember 2020.

Persentase kenaikan ini juga lebih kuat dari perkiraan yakni kenaikan median 30,0% dalam jajak pendapat analis Reuters.

Penjualan ritel meningkat 33,8%, lebih tinggi dari perkiraan yakni naik 32% dan menandai lompatan signifikan dari pertumbuhan 4,6% pada Desember dan kontraksi 20,5% untuk Januari dan Februari 2020.

"Kami memiliki prospek positif untuk ekspor dan investasi manufaktur tahun ini," kata Kepala Ekonomi Asia di Oxford Economics Louis Kuijs kepada Reuters, dikutip Jumat (19/3/2021).

"Kami memperkirakan konsumsi rumah tangga menjadi pendorong utama pertumbuhan mulai Triwulan ke-2 dan seterusnya, karena kepercayaan meningkat dan seruan pemerintah untuk mengurangi perjalanan berkurang."

Kemampuan China dalam menahan pandemi virus corona menjadi faktor penentu pulihnya perekonomian, mengingat China menjadi negara asal dari virus Covid-19 yang menjalar ke seluruh dunia.

China juga jadi satu-satunya negara ekonomi utama yang melaporkan pertumbuhan tahunan positif dengan ekspansi 2,3% di tahun lalu.

Sementara laporan The Wall Street Journal (WSJ) juga menunjukkan banyak ekonom mengatakan ekonomi China dapat tumbuh 8% atau lebih pada 2021, bahkan dengan kebijakan fiskal dan moneter yang lebih ketat.

WSJ menuliskan memasuki tahun 2021, produksi pabrik China terus didukung oleh permintaan eksternal yang kuat dan kebijakan pemerintah yang mendorong para pekerja untuk tinggal di tempat kerja mereka daripada kembali ke rumah untuk Tahun Baru Imlek tahun ini.

Kebijakan tersebut memiliki efek ganda untuk menahan infeksi dan meningkatkan produksi.

Di sisi lain, laporan Bloomberg menuliskan ekonomi China, yang tumbuh 2,3% pada 2020, dapat diperkirakan oleh ekonom akan tumbuh 8,4% tahun 2021.

China juga masih satu-satunya negara ekonomi besar yang berhasil keluar dari pandemi setelah pengendalian awal atas virus tersebut dan di tengah melonjaknya permintaan global untuk barang-barang medis dan perangkat kerja dari rumah.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Maaf AS Bakal Lewat, China Juara 1 Ekonomi Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular