
Simak! Inilah 8 Sentimen Penggerak Pasar Pekan Depan

Sentimen kelima bakal berasal dari dalam negeri berupa rilis neraca perdagangan per November (pada Selasa), yang berpeluang besar berujung pada surplus di tengah kenaikan beberapa harga komoditas andalan ekspor Indonesia, seperti minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang naik 14% dan harga batu bara yang naik 9% sebulan lalu.
Jika surplus dagang menurun, maka pasar akan bereaksi positif, karena mengindikasikan bahwa pelaku usaha sudah kembali berekspansi mengingat 90% impor negeri ini merupakan bahan baku dan penolong, serta barang modal.
Tradingeconomics memperkirakan surplus bulan November bakal sebesar US$ 2,3 miliar atau lebih kecil dari surplus Oktober (US$ 3,6 miliar). Jepang juga akan merilis data neraca perdagangan bulan November, sehari setelah itu.
Pada Rabu, perhatian akan tertuju kembali pada Eropa yang akan merilis Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) sektor Manufaktur dan Jasa per Desember di Inggris, Denmark, Prancis, dan Uni Eropa.
Ini menjadi sentimen keenam untuk sepekan ke depan, karena naga-naganya bakal ada kabar bagus, karena mayoritas PM manufaktur diprediksi sudah ekspansi (di atas angka 50), meski sektor jasa masih di bawah level 50, atau terkontraksi. Di AS, indeks serupa untuk sektor jasa dan manufktur saat ini sudah di atas angka 56, dan diprediksi masih akan stabil di angka tersebut.
Pada Kamis Bank Indonesia (BI) akan membagikan sentimen ketujuh yang perlu diperhatikan, dengan mengumumkan kebijakan suku bunga moneter bulan Desember, yakni BI 7-Day Reverse Repo Rate yang berpeluang dijaga di level sekarang 3,75%.
Pengumuman itu bakal dilakukan setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengumumkan kebijakan suku bunga acuannya yang diprediksi masih akan tetap di level 0,25%. Demikian juga Inggris yang diprediksi bakal mempertahankan suku bunga acuannya tetap di angka 0,1%.
Terakhir, perhatikan rilis data penjualan otomotif per November yang menurut Tradingeconomics menunjukkan pembaikan, meski masih minus (sebesar -35% untuk motor dan -45% untuk mobil). Angka ini lebih baik dari perode sebelumnya yang minus masing-msinng sebesar 47% dan 49%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)[Gambas:Video CNBC]