Perusahaan Prajogo Pangestu Mau Merger Anak Usaha

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
07 December 2020 10:52
dok Situs Resmi Chandra Asri
Foto: dok Situs Resmi Chandra Asri

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten petrokomia milik taipan Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), mengumumkan rencana merger dengan perusahaan anak, PT Styrindo Mono Indonesia (SMI). Penggabungan ini diperkirakan akan mulai efektif pada 1 Januari 2021 mendatang.

Dalam pengumuman yang disampaikan perusahaan di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, pertimbangan merger tersebut nantinya akan mengintegrasikan proses produksi secara keseluruhan, pemetaan produk yang lebih baik serta meningkatkan proses sinergi pengadaan dan akuntansi. Sehingga, diharapkan akan meningkatkan kinerja operasional.

"Penggabungan akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha CAP (Chandra Asri Petrochemical) dan oleh karenanya akan menguntungkan seluruh pemangku kepentingan," tulis manajemen Chandra Asri, dalam prospektusnya, Senin (7/12/2020).

Guna memuluskan rencana aksi korporasi ini, Chandra Asri akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada hari ini, Senin 7 Desember 2020.



Mengacu data BEI sampai dengan November 2020, saat ini komposisi terbesar pemegang saham TPIA masih digenggam oleh PT Barito Pacific Tbk (BRPT) sebesar 41,88%. SCG Chemicals Company Limited sebesar 30,57%. Selanjutnya, Prajogo Pangestu dan Marigold Resources Pte masing-masing sebesar 15,07% dan 4,75%. Sedangkan, pemegang saham publik sebesar 7,73%.

Sekadar informasi saja, SMI merupakan perusahaan anak TPIA yang fokus pada industri pengolahan dan perdagangan besar.

Merujuk pada situs Barito Pacific, perseroan didirikan pada pada 1991. SMI adalah satu-satunya manufaktur styrene monomer di Indonesia hingga saat ini dengan kapasitas produksi 340KTA. Berlokasi di Bojonegara, Serang, Banten, yang berjarak 40km dari fasilitas pabrik CAP.

Produk utama SMI, styrene monomer merupakan bahan bagi industri hilir seperti PS (Polystyrene), EPS (Expanded Polystyrene), SAN (Styrene Acrylonitrile), ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene), SBR (Styrene Butadiene Rubber), SBL (Styrene Butadiene Latex) and UPR (Unsaturated Polyester Resin).

SMI juga memiliki entitas anak PT Redeco Petrolin Utama (RPU). SMI juga menggandeng Compagnie Financiere Michelin (Michelin) untuk membuat joint venture pabrik manufaktur karet sintetis, PT Synthetic Rubber Indonesia.



Saat ini, PT SMI adalah anak usaha TPIA dengan aset paling besar. Per September 2020, jumlahnya sebesar US$ 293,51 juta, lebih tinggi dari entitas TPIA lainnya seperti PT Redeco Petrolin Utama (RPU), Altus Capital Pte (AC), atau PT Chandra Asri Perkasa (PT CAP2).

CNBC Indonesia mencatat, bukan kali ini saja perseroan melakukan merger dengan anak usaha. Sebelumnya, pada awal Januari tahun ini, perseroan juga menggabungkan usaha dengan anak usaha, PT Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI). Penggabungan usaha ini bertujuan untuk menciptakan perusahaan petrokimia yang lebih terintegrasi di Indonesia. Kegiatan usaha petrokimia terintegrasi ini meliputi sebagian besar aspek rantai produksi petrokimia.


(wed/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Moncer! Perusahaan Kimia Prajogo Pangestu Cetak Laba Rp 730 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular