Washington Tenang, Vaksin Hampir Datang, Rupiah Menang!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 November 2020 09:03
rupiah
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Pelaku pasar memang bergairah, bersemangat memburu cuan di aset-aset berisiko karena situasi sedang kondusif.

Hari ini, Rabu (25/11/2020),US$ 1 setara dengan Rp 14.130 kala pembukaan perdagangan pasar spot. Rupiah menguat 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kemarin, rupiah melemah tipis 0,07% di hadapan dolar AS. Namun hari ini sepertinya tidak ada hambatan yang berarti buat rupiah untuk masuk jalur hijau.

Pasalnya, mood investor sedang bagus. Pelaku pasar sedang memasang mode risk-on (berani mengambil risiko) dan ogah bermain aman.

Sikap risk-on ini sudah terlihat di bursa saham New York. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 1,54% ke 30.045,96, S&P 500 melesat 1,6% menjadi 3.635,54, dan Nasdaq Composite terdongkrak 1,3% ke 12.035,43.

Investor lega karena akhirnya proses transisi kekuasaan di AS berhasil bergulir setelah tertunda karena Presiden Donald Trump sang petahana tidak mau menyerah begitu saja. Namun Trump tidak bisa membendung lagi dan Joseph 'Joe' Biden, sang pemenang pemlihan presiden (pilpres), sudah sah memulai proses transisi sebagai penghuni Gedung Putih yang baru.

US General Services Administation, lembaga yang mengurus pemindahan kekuasaan, mengizinkan Biden untuk memulai proses transisi. Biden sudah boleh mendapatkan akses dan sumber daya. Biden dan timnya kini sudah bisa memperoleh pendanaan dari anggaran negara dan mendapatkan informasi harian seputar kondisi keamanan nasional.

"Ketidakpastian soal pilpres AS semakin hari semakin berkurang. Apalagi kemudian ada kabar Biden menominasikan Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan," kata Ross Mayfield, Investment Strategy Analyst di Baird, seperti dikutip dari Reuters.

Jika benar terpilih, maka Yellen akan menjadi perempuan pertama yang menjabar Menteri Keuangan AS dalam 231 tahun terakhir. Yellen dikenal sebagai sosok yang disegani oleh Kongres AS, pelaku pasar, dan dunia usaha.

"Yellen akan menjadi figur yang dipercaya dan kuat dalam menavigasi pemulihan ekonomi dari pandemi virus corona," ujar Tim Adams, Presiden Institute of International Finance, seperti dikutip dari Reuters.

Namun bukan berarti Yellen tidak akan menghadapi tantangan. Salah satu janji kampanye Biden adalah menaikkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) Badan dan Orang Pribadi berpendapatan tinggi. Sesuatu yang bakal menemui kendala, karena Partai Republik sepertinya masih akan menjad penguasa di Senat.

"Namun Yellen adalah seseorang yang tahu bagaimana mencari kesepakatan. Yellen tahu bagaimana cara berargumen, dia bukan seseorang yang penakut," tegas Julie Coronado, Presiden MacroPolicy Perspectives dan mantan Ekonom The Fed yang pernah bekerja dengan Yellen, seperti diberitakan Reuters.

Selain itu, lagi-lagi ada kabar gembira soal vaksin anti-virus corona (Coronvirus Disease-2019/Covid-19). Pemerintah AS berencana mendistribusikan 6,4 juta dosis vaksin pada tahap pertama. Selama 2021, diperkirakan 40 juta dosis bisa disebarluaskan.

Saat ini calon vaksin buatan Pfizer dan BioNTech sedang dalam tahap pengurusan izin untuk mendapatkan status penggunaan darurat (Emergency Use Authority/EUA). Kemungkinan izin ini akan diperoleh pertengahan Desember, dan 1-2 hari setelah izin keluar proses vaksinasi bisa segera bergulir.

Vaksin adalah senjata utama dalam memerangi penyebaran virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu. Vaksin Pfizer dan BioNTech disebut punya tingkat kesuksesan 94,5% untuk melawan virus corona. Sementara vaksin-vaksin lain yang dikembangkan oleh Moderna, AstraZaneca-Universitas Oxford, sampai Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Rusia punya efektivitas di atas 90%.

Dengan tingkat keberhasilan vaksin yang begitu tinggi, peluang umat manusia untuk menang melawan pandemi virus corona menjadi terbuka lebar. Senjatanya sudah ada, tinggal bagaimana mendistribusikan senjata itu ke seluruh pelosok dunia.

Tumbuhnya harapan untuk hidup normal seperti dulu menjadi pelecut semangat pelaku pasar. Aset-aset berisiko menjadi primadona, dan intrumen aman (safe haven) kekurangan peminat salah satunya dolar AS. Pada pukul 08:04 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,1% ke 92,14.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular