
Washington Tenang, Vaksin Hampir Datang, Rupiah Menang!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Pelaku pasar memang bergairah, bersemangat memburu cuan di aset-aset berisiko karena situasi sedang kondusif.
Hari ini, Rabu (25/11/2020),US$ 1 setara dengan Rp 14.130 kala pembukaan perdagangan pasar spot. Rupiah menguat 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kemarin, rupiah melemah tipis 0,07% di hadapan dolar AS. Namun hari ini sepertinya tidak ada hambatan yang berarti buat rupiah untuk masuk jalur hijau.
Pasalnya, mood investor sedang bagus. Pelaku pasar sedang memasang mode risk-on (berani mengambil risiko) dan ogah bermain aman.
Sikap risk-on ini sudah terlihat di bursa saham New York. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 1,54% ke 30.045,96, S&P 500 melesat 1,6% menjadi 3.635,54, dan Nasdaq Composite terdongkrak 1,3% ke 12.035,43.
Investor lega karena akhirnya proses transisi kekuasaan di AS berhasil bergulir setelah tertunda karena Presiden Donald Trump sang petahana tidak mau menyerah begitu saja. Namun Trump tidak bisa membendung lagi dan Joseph 'Joe' Biden, sang pemenang pemlihan presiden (pilpres), sudah sah memulai proses transisi sebagai penghuni Gedung Putih yang baru.
US General Services Administation, lembaga yang mengurus pemindahan kekuasaan, mengizinkan Biden untuk memulai proses transisi. Biden sudah boleh mendapatkan akses dan sumber daya. Biden dan timnya kini sudah bisa memperoleh pendanaan dari anggaran negara dan mendapatkan informasi harian seputar kondisi keamanan nasional.
"Ketidakpastian soal pilpres AS semakin hari semakin berkurang. Apalagi kemudian ada kabar Biden menominasikan Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan," kata Ross Mayfield, Investment Strategy Analyst di Baird, seperti dikutip dari Reuters.
Jika benar terpilih, maka Yellen akan menjadi perempuan pertama yang menjabar Menteri Keuangan AS dalam 231 tahun terakhir. Yellen dikenal sebagai sosok yang disegani oleh Kongres AS, pelaku pasar, dan dunia usaha.
"Yellen akan menjadi figur yang dipercaya dan kuat dalam menavigasi pemulihan ekonomi dari pandemi virus corona," ujar Tim Adams, Presiden Institute of International Finance, seperti dikutip dari Reuters.
Namun bukan berarti Yellen tidak akan menghadapi tantangan. Salah satu janji kampanye Biden adalah menaikkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) Badan dan Orang Pribadi berpendapatan tinggi. Sesuatu yang bakal menemui kendala, karena Partai Republik sepertinya masih akan menjad penguasa di Senat.
"Namun Yellen adalah seseorang yang tahu bagaimana mencari kesepakatan. Yellen tahu bagaimana cara berargumen, dia bukan seseorang yang penakut," tegas Julie Coronado, Presiden MacroPolicy Perspectives dan mantan Ekonom The Fed yang pernah bekerja dengan Yellen, seperti diberitakan Reuters.
