Investor Ritel: Penguasa & Shock Breaker Bursa RI Saat Krisis

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
24 November 2020 12:58
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Menurut Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo, di masa pandemi, terjadi peningkatan transaksi dari investor ritel domestik. Hal ini menjadi katalis yang positif untuk meredam tekanan pasar saham yang terguncang arus modal keluar yang begitu besar sejak awal tahun.

"Investor ritel mendominasi rata-rata transaksi harian, 51% dari investor ritel dengan rata-rata nilai transaksi harian Rp 6,3 triliun," ujar Laksono, dalam diskusi "The Role of Retail Investors in Maintaining Market Stability amid Pandemic Situation" secara daring, Rabu (21/10/2020).

Beberapa hal yang menjadi alasan transaksi ritel meningkat karena mereka memiliki uang tunai berlebih yang mulai diinvestasikan di pasar saham di tengah era suku bunga rendah. "Yang lebih penting, ritel saat ini memilih saham-saham bluechip IDX 30 dan LQ45, yang dijadikan sebagai benchmark dibanding saham-saham small cap," ujar Laksono.

Peningkatan juga terjadi di bursa saham ASEAN seperti Bursa Saham Thailand (SET). Menurut Senior Executive Vice President, Corporate Strategy The Stock Exchange of Thailand Saraphol Tulayasathien, nilai rerata transaksi harian di Bursa Thailand naik 19% dari US$1.707 juta menjadi US$ 2.037 juta "Bursa Thailand juga mencatat adanya penambahan sebanyak 230 ribu investor baru sampai dengan Agustus 2020," imbuhnya lagi.

Peningkatan investor ritel juga dialami di Singapura. Janice Kan, Managing Director, Head of Markets, Equities at SGX menuturkan, terjadi kenaikan partisipasi investor ritel menjadi 20% dari sebelumnya 15% selama pandemi. Hal ini juga turut memberikan andil terhadap naiknya rata-rata nilai transaksi harian di di Bursa Negeri Singa tersebut. "Terjadi peningkatan nilai transaksi harian sebesar 40%. Sedangkan pembukaan rekening efek mengalami kenaikan sebanyak 25%," katanya.

Senada, kenaikan nilai transaksi sampai dua digit juga terjadi di Bursa Malaysia. Hal ini, menurut Mohd Zulkifli Mustafa, Director, Corporate Strategy, Bursa Malaysia Berhad tak lain disebabkan meningkatnya partisipasi dari investor ritel.

Untuk itu, menurutnya, digitalisasi di segala platform menjadi yang terpenting dan mengedukasi masyarakat agar semakin banyak yang berminat untuk berinvestasi di pasar modal. "Digitalisasi platform menjadi penting, melalui edukasi secara digital. Dengan hal itu akan mengakselerasi pertumbuhan investor ritel," katanya.

Data BursaFoto: Dok BEI
Data Bursa

Hal ini juga diamini Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso. Ia mengatakan, saat ini investor ritel mengusai transaksi di pasar saham. Investor ritel mampu menguasai 73% dari retata nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"73% transaksi pasar saham adalah transaksi [investor] ritel, dan ini merupakan transaksi paling banyak 5 tahun terakhir," ucap Wimboh Santoso saat Pembukaan Capital Market Summit and Expo 2020 di Jakarta, Senin (19/10/2020).

Wimboh menambahkan, meski situasi pasar saham Indonesia sudah mulai bergairah kembali, investor tetap harus waspada dan momentum yang ada sekarang tidak disia-siakan agar pasar modal bisa lebih dalam.

(hps/hps)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular