
Tak Cuma di RI, Penambahan Invetor Ritel juga Ramai di ASEAN

ursa Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus Corona justru menjadi momentum penambahan jumlah investor ritel bursa saham negara-negara di Asia Tenggara. Hal ini mengerek rerata nilai transaksi harian di bursa saham dan menjadi bantalan di saat krisis.
Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo menuturkan, di masa pandemi, terjadi peningkatan transaksi dari investor ritel domestik. Hal ini menjadi katalis yang positif untuk meredam tekanan pasar saham yang terguncang arus modal keluar yang begitu besar sejak awal tahun ini.
"Investor ritel mendominasi rata-rata transaksi harian, 51% dari investor ritel dengan rata-rata nilai transaksi harian Rp 6,3 triliun," ujar Laksono, dalam diskusi "The Role of Retail Investors in Maintaining Market Stability amid Pandemic Situation" secara daring, Rabu (21/10/2020).
Menariknya, dari sisi demografi, investor ritel tersebut sebanyak 47,57% didominasi dari kalangan generasi milenial atau berusia di bawah 30 tahun. Beberapa hal yang menjadi alasan transaksi ritel meningkat karena mereka memiliki uang tunai berlebih yang mulai diinvestasikan di pasar saham di tengah era suku bunga rendah.
"Yang lebih penting, ritel saat ini memilih saham-saham bluechip IDX 30 dan LQ45, yang dijadikan sebagai benchmark dibanding saham-saham small cap," ujar Laksono.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan saat ini investor ritel mengusai transaksi di pasar saham.
Investor ritel mampu menguasai 73% dari retata nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Ada 3 hal yang akan kami sampaikan meskipun kita bangga dan puas dengan kinerja pasar modal yang akhir-akhir ini menggeliat lagi," kata Wimboh Santoso saat Pembukaan Capital Market Summit and Expo 2020 di Jakarta, Senin (19/10/2020).
"Dan juga basisnya sudah semakin besar [untuk] investor ritel. Di mana ada beberapa angka yang kami sampaikan, bahwa 73% transaksi pasar saham adalah transaksi [investor] ritel, dan ini merupakan transaksi paling banyak 5 tahun terakhir," katanya.
Di ASEAN
Peningkatan juga terjadi di Bursa Saham Thailand (SET). Menurut Senior Executive Vice President, Corporate Strategy The Stock Exchange of Thailand Saraphol Tulayasathien, nilai rerata transaksi harian di Bursa Thailand naik 19% dari 1,707 juta US$ 2.037 juta US$.
"Bursa Thailand juga mencatat adanya penambahan sebanyak 230 ribu investor baru sampai dengan Agustus 2020," imbuhnya lagi.
Hal yang sama rupanya juga terjadi di Bursa Saham Singapura. Jumalh investor ritel di Negeri Singa tersebut mengalam peningkatan.
Janice Kan Managing Director, Head of Markets, Equities at SGX menuturkan, terjadi kenaikan partisipasi investor ritel menjadi 20% dari sebelumnya 15% selama pandemi. Hal ini juga turut memberikan andil terhadap naiknya rata-rata nilai transaksi harian di di Bursa Negeri Singa tersebut.
"Terjadi peningkatan nilai transaksi harian sebesar 40%. Sedangkan pembukaan rekening efek mengalami kenaikan sebanyak 25%," katanya.
Senada, kenaikan nilai transaksi sampai dua digit juga terjadi di Bursa Malaysia. Hal ini, menurut Mohd Zulkifli Mustafa, Director, Corporate Strategy, Bursa Malaysia Berhad tak lain disebabkan meningkatnya partisipasi dari investor ritel.
Untuk itu, menurutnya, digitalisasi di segala platform menjadi yang terpenting dan mengedukasi masyarakat agar semakin banyak yang berminat untuk berinvestasi di pasar modal.
"Digitalisasi platform menjadi penting, melalui edukasi secara digital. Dengan hal itu akan mengakselerasi pertumbuhan investor ritel," katanya.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Digitalisasi Picu Investor Ritel Domestik Bursa RI 'Meledak'