
Investor Ritel: Penguasa & Shock Breaker Bursa RI Saat Krisis

Dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi mengatakan, pada tahun ini, BEI mencatatkan pertumbuhan investor baru di bursa yang signifikan, di mana ada penambahan lebih dari 1 juta Single Investor Identification (SID) saham, reksa dana dan obligasi sehingga total investor sudah mencapai 3,5 juta.
Hasan menyebutkan adanya peningkatan aktivitas transaksi terutama dari kelompok domestik ritel, di mana tercatat setidaknya ada 253 ribu investor yang aktif bertransaksi setiap bulannya dan untuk hariannya mencapai 78 ribu per hari atau meningkat 43% (yoy).
"Saat ini ada 3,5 juta investor pasar modal. Tren kenaikan signifikan kita catat di SID saham, pertumbuhannya dalam setahun sudah 400 ribu investor baru, sekarang sudah lebih dari 1,5 juta atau 44,3% dari total investor yang ada," ucap Hasan Fawzi, Jumat (20/11/2020).
Dari sisi kepemilikan, tutur Hasan, porsi kepemilikannya juga naik, per Oktober sudah mencapai 12,2% dari kepemilikan saham yang ada. Porsi nilai transaksi investor ritel juga semakin mendominasi.
Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi menyatakan, jumlah investor pasar modal tumbuh cukup pesat di tahun ini yang didorong oleh menggeliatnya transaksi dari investor ritel domestik. Investor pasar modal sudah mengalami kenaikan 22% dari tahun lalu menjadi 3 juta investor. Angka 3 juta investor itu kata dia sudah termasuk investor di instrumen saham, obligasi dan reksa dana.
"Pertumbuhan investor pasar modal signifikan, di tahun ini sudah mencapai 3 juta investor. Naik 22% dari 2019," kata Inarno Djajadi, dalam acara webinar, Kamis (13/8/2020).
Dari sisi jumlah investor aktif harian, BEI juga mencatat ada kenaikan mendekati 100% dari sebelumnya rata-rata investor yang aktif melakukan transaksi di kisaran 50 ribu sampai 60 ribu, pada Juni 2020 jumlahnya mencapai puncak di 112 ribu investor. Fenomena kenaikan investor ritel yang cukup signifikan ini sebetulnya sudah dirasakan oleh sejumlah perusahaan sekuritas kendati pasar saham terkoreksi cukup tajam.
Head of Equity Research PT BNI Sekuritas, Kim Kwie Sjamsudin menuturkan, fenomena kenaikan investor ritel ini tak hanya terjadi di bursa saham domestik, melainkan jadi fenomena global.
"Di negara maju mereka beberapa banyak menggunakan stimulus yang mereka terima untuk investasi di pasar saham. Sekarang ini karena institusi awal waktu pandemi masih sangat khawatir," ucapnya, dalam pemaparan, Selasa (28/7/2020).
Sejak awal tahun ini, BNI Sekuritas mencatat penambahan sebanyak 40 ribu investor ritel baru menjadi 160 ribu SID secara akumulasi. Hal yang sama juga terjadi di PT Mandiri Sekuritas. Saat pandemi, justru terjadi banyak penambahan Single Investor Identification (SID) baru.
Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas, Dannif Danusaputro menuturkan pandemi mendorong masyarakat untuk mengelola keuangan dengan baik dan mengalokasikan dananya untuk investasi guna mengantisipasi kebutuhan dana darurat di masa depan.
"Dengan WFH ini banyak investor baru yang masuk ke market dan konsentrasinya di saham yang memiliki fundamental baik, sehingga memberikan kesempatan kepada investor ritel melakukan invesasi berdasarkan fundamental yang benar," kata Dannif, dalam paparan kinerja di Gedung Mandiri Sekuritas, Kamis (23/7/2020).
(hps/hps)