Pekan Lalu Ambrol 3% Lebih, Sekarang Saatnya Nyerok Emas?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 November 2020 18:07
Ilustrasi Emas Pegadaian. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia ambrol lebih dari 3% sepanjang pekan lalu akibat kabar vaksin corona dari Pfizer.

Meski demikian, kemerosotan tajam sebesar 4,6% sebenarnya hanya terjadi di hari Senin (9/11/2020) pekan lalu, selebihnya harga emas mulai stabil, dan perlahan mulai naik kembali.

Perusahaan farmasi asal AS, Pfizer yang berkolaborasi dengan BioNTech asal Jerman, Senin pekan lalu mengumumkan vaksin buatanya efektif menangkal penyakit akibat virus corona (Covid-19) hingga lebih dari 90% tanpa efek samping yang berbahaya.

Vaksin dapat membuat hidup kembali normal, roda bisnis berputar, dan perekonomian dunia bangkit. Sehingga emas yang merupakan aset safe haven menjadi kurang menarik lagi, pelaku pasar memburu aset-aset berisiko yang memberikan imbal hasil tinggi.

Meski demikian, para analis masih belum merubah proyeksi harga emas dunia bakalan melesat lagi ke depannya. Jika harga emas dunia melesat, harga emas Antam tentunya juga akan menguat lagi.

Bahkan hasil survei yang dilakukan Kitco terhadap para analis dan pelaku pasar menunjukkan outlook bullish (tren naik) untuk emas di pekan ini.

Kitco melakukan survei terhadap 17 analis di Wall Street pada pekan lalu, dan 10 atau 59% di antaranya memberikan outlook bullish. Sementara survei yang dilakukan terhadap pasar atau yang disebut Main street juga menunjukkan hal yang sama. Dari 1.511 responden, sebanyak 6% memprediksi emas akan naik di pekan ini.

Philip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures, menjadi salah satu analis yang bullish terhadap emas. Menurutnya penyebaran virus corona di Amerika Serikat (AS) yang melonjak belakangan ini menjadi alasan emas diramal akan naik lagi di pekan ini.

"Kasus Covid-19 sedang naik, jadi ekspektasi pemerintah akan menggelontorkan stimulus lebih besar kembali meningkat. Saya pikir emas jika harga emas kembali naik ke atas US$ 1.900/troy ons, maka investor akan lega, dan kita akan melihat momentum penguatan emas lagi," kata Streible sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (13/11/2020).

Harga emas dunia memang kembali menguat pada hari ini, Senin (16/11/2020), mendekati level US$ 1.900/troy ons. Melansir data Refinitiv, pada pukul 16:38 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.893,4/troy ons, menguat 0,24% di pasar spot.

Untuk jangka panjang, para analis masih belum merubah proyeksi emas akan menguat dan memecahkan rekor tertinggi. Bahkan saat vaksin virus corona sudah mulai didistribusikan ke warga dunia.

"Virus bisa hilang, tetapi bukan berarti perekonomian akan pulih dengan cepat. Sudah terjadi banyak kerusakan yang tidak bisa diperbaiki dengan cepat," kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, sebagaimana dilansir Kitco, Senin (9/11/2020).

"Pada dasarnya (saat emas ambrol pekan lalu) kita melihat pelaku pasar yang keluar dari emas setelah melakukan aksi beli dalam 6 bulan terakhir. Tetapi masih ada banyak ketidakpastian untuk emas, vaksin menjadi kabar bagus (bagi perekonomian), tetapi tetap tidak merubah narasi (penguatan emas) yang ada," katanya

Hansen merupakan analis yang memprediksi harga emas akan mencapai US$ 4.000/troy ons dalam beberapa tahun ke depan. Artinya emas akan memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons yang dicapai pada 7 Agustus lalu.

Setelah mencapai rekor tersebut, emas memang kesulitan untuk melaju kencang, tetapi setelah pemerintahan baru di AS sudah terbentuk di bawah pimpinan presiden terpilih Joseph 'Joe' Biden.

Tanda-tandanya sudah terlihat 2 pekan lalu ketika Joe Biden diproyeksikan memenangi pemilihan presiden, emas langsung melesat, sebelum dibanting kembali oleh kabar vaksin Pfizer.

Kemenangan Biden memang dianggap lebih menguntungkan bagi emas sebab stimulus fiskal yang akan digelontorkan akan lebih besar ketimbang petahana Donald Trump.

Oleh karena itu, ketika pemerintahan baru sudah terbentuk, dan stimulus fiskal akhirnya digelontorkan, periode kenaikan emas berpotensi dimulai kembali.

Kepala Strategi Global TD Securities Bart Melek menyampaikan bahwa harga emas akan bergerak di rentang US$ 1.850 - US$ 1.930 per troy ons untuk pekan ini, melansir Kitco News.

Untuk tahun 2021, Melek meramalkan harga emas bakal sentuh level US$ 2.500/troy ons. Alasannya pemulihan ekonomi masih berjalan lambat, butuh waktu juga untuk melakukan imunisasi masal dengan vaksin Covid-19 yang kini tengah dikembangkan.

Dengan alasan yang sama, bank investasi global Goldman Sachs tetap mempertahankan target harganya untuk tahun 2021 di US$ 2.300/troy ons. Selain karena alasan yang dikemukakan oleh Melek tadi, aspek peningkatan permintaan emas fisik di China dan India juga bakal ikut mendorong naiknya harga.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular