
Janji Palsu Aakar & Ribuan Nasabah Terjebak Investasi Bodong

Hal lainnya yang juga disampaikan adalah mengenai hubungannya dengan saham PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK). Aakar menyebut dia tak memiliki hubungan dengan saham ini, pun juga tak menerima keuntungan apapun dari saham tersebut.
"Advisor Jouska sebelumnya tidak mengetahui bahwa dana klien yang dikelola oleh Mahesa akan dibelikan saham apa, karena ini adalah ranah kesepakatan antara klien dengan Mahesa. Advisor Jouska baru mengetahui adanya pembelian saham LUCK pada saat review portofolio yang berlangsung secara periodik," jelasnya dalam keterangannya.
Terkait keluhan klien tentang advisor Jouska menyarankan untuk jangan menjual saham LUCK, Aakar menyebut hal tersebut berupa notofikasi dari advosor kepada nasabah untuk mengingatkan klien mengenai klausul perjanjian antara klien dengan Mahesa di mana klien tidak boleh intervensi karena bisa mengganggu rencana pembentukan portofolio saham dari tim Mahesa.
"Saya mohon maaf atas kesalahan dan kelalaian dari saya sebagai CEO dari Jouska, di mana saat klien kami bertambah pesat dan ada SOP komunikasi yang belum diperbaiki. Terlalu intensnya komunikasi antara advisor Jouska dengan klien termasuk membantu dalam komunikasi terkait pihak ketiga rupanya membuat klien menyamakan bahwa Mahesa adalah Jouska," ujar Aakar
Terkait pemilihan pada salah satu saham yang sama dan baru tercatat di Bursa Efek Indonesia, Aakar menjelaskan Jouska tidak pernah menyarankan klien untuk membeli saham PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK). Menurut Aakar, Jouska sebelumnya tidak mengetahui bahwa dana klien yang dikelola oleh Mahesa akan diinvestasikan pada saham apa saja.
"Karena ini adalah ranah kesepakatan antara klien dengan Mahesa. Advisor Jouska baru mengetahui adanya pembelian saham LUCK pada saat review portofolio yang berlangsung secara periodik," kata Aakar.
Terkait keluhan klien yang menyebutkan, Jouska menyarankan tidak menjual saham LUCK, advisor Jouska hanya mengingatkan klausul perjanjian antara klien dengan Mahesa di mana klien tidak boleh intervensi karena bisa mengganggu rencana pembentukan portofolio saham dari tim Mahesa, terang Aakar.
"Kami berusaha mencarikan jalan keluar yang terbaik buat klien dari situasi pasar modal yang kurang bagus. Supaya klien bisa menjual kembali di harga yang lebih bagus," kata Aakar.
Sebagai pemegang saham pasif dan komisaris, Aakar Abyasa juga menyesalkan dan memohon maaf atas kelalaiannya dalam mengawasi operasional Mahesa.
"Fokus utama kami adalah kepentingan klien dan menyelesaikan masalah tanpa menyebabkan kegaduhan. Saya memohon maaf atas kelalaian saya mengawasi dan turut menanamkan modal pada Mahesa sejak awal, dan juga mohon maaf karena saya lalai dalam berkomunikasi dengan klien mewakili pihak ketiga."
HALAMAN SELANJUTNYA >> AWAL CERITA TERBONGKARNYA KASUS JOUSKA