
Biden & Vaksin Pfizer Picu Permitaan Sukuk Negara Rp 22,6 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah kembali melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada hari ini (10/11/2020) senilai Rp 10 triliun. Nilai SBSN yang dimenangkan tersebut sama besar dengan target indikatif yang ditetapkan, yakni sebesar Rp 10 triliun.
Surat berharga yang dilelang kali ini meliputi seri SPNS11052021 (new issuance), PBS027 (reopening), PBS026 (reopening),PBS025 (reopening) dan PBS028 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia.
![]() Lelang SBN |
Dalam proses lelang tersebut, pemerintah mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscription) 2 kali lipat dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp 22,6 triliun.
Penawaran yang terbesar dibukukan seri PBS028 senilai Rp 8 triliun, denganbid to cover ratiosebesar 1,84 kali. Pemerintah akhirnya memenangkan senilai Rp 4,35 triliun.
Sebaliknya penawaran yang terkecil terjadi pada seri SPNS11052021 senilai Rp 2,12 triliun dengan bid to cover ratio2,12 kali. Nilai yang dimenangkan sebesar Rp 1 triliun.
Sedangkan dari kupon yang terbesar ada pada seri PBS028. Adapun kupon yang terkecil ada pada seri SPNS11052021.
![]() Lelang SBN |
Pada lelang SBSN sebelumnya, penawaran yang masuk sebesar Rp 20,9 triliun, artinya jumlah penawaran yang masuk mengalami kenaikan.
Kenaikan permintaan ini didorong oleh sentimen yang datang di global, terkait kemenangan calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden.
Hal tersebut karena pelaku pasar optimis dengan arah kebijakan presiden AS yang baru, sehingga investor cenderung melepas aset-aset safe haven dan mulai memburu aset-aset berisiko, salah satunya adalah obligasi negara, baik yang konvensional (SBN) maupun berbasis syariah (SBSN).
Selain itu, perkembangan uji coba vaksin Pfizer dan BioNTech perusahaan farmasi asal Jerman menunjukkan tingkat keberhasilan hingga 90%.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Oversubscribed! Lelang Sukuk Negara Tembus Rp 25 T
