Lelang Sukuk Negara Cuma Dapat Rp 4,5 T, Kenapa ya Seret?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
09 March 2021 18:15
Menteri Keuangan Sri mulyani Memberikan Keterangan Pers mengenai APBN KITA (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers mengenai APBN KiTa (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menetapkan nilai nominal Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara yang dimenangkan dalam lelang Selasa (9/3/2021) sebesar Rp 4,495 triliun atau Rp 4,5 triliun.

Nilai SBSN yang dimenangkan tersebut jauh lebih rendah dengan target indikatif yang ditetapkan sebelumnya, yakni sebesar Rp 12 triliun.

Surat berharga yang dilelang kali ini meliputi seri SPN-S 10092021 (new opening), PBS027 (reopening), PBS017 (reopening), PBS029 (reopening), PBS004 (reopening), dan PBS028 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia.

Dalam proses lelang tersebut, permintaan investor yang masuk kembali menurun, yakni Rp 17,9 triliun. Adapun jumlah permintaan investor yang masuk pada lelang sebelumnya sebesar Rp 24,2 triliun.

Pada lelang kali ini pun mengalami penurunan sekitar Rp 500 miliar dari lelang sebelumnya yang diselenggarakan pada 23 Februari sebesar Rp 5 triliun atau lebih tepatnya 4,995 triliun.

Hal ini disebabkan karena imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang masih di level tertingginya dalam dua pekan terakhir, di mana yield obligasi pemerintah AS masih berada di level 1,5%.

Selain itu, potensi tanda-tanda pemulihan ekonomi global semakin terlihat. Salah satu pendorong potensi pemulihan ekonomi global adalah disahkannya stimulus fiskal AS senilai US$ 1,9 triliun oleh Senat AS dan data ketenagakerjaan AS yang mulai membaik pada Februari lalu.

Tanda-tanda pemulihan ekonomi lainnya juga datang dari China, di mana data ekspor-impor China tumbuh signifikan pada periode Januari hingga Februari, yang menandakan pemulihan ekonomi terindikasi di negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Berdasarkan data dari Trading Economics, ekspor Negeri Tirai Bambu pada Januari-Februari 2021 tercatat naik cukup signifikan, yakni sebesar 60,6% (year-on-year/YoY).

Adapun untuk impor China juga naik signifikan dari sebelumnya pada Desember 2020 sebesar 6,5% menjadi 22,2% (YoY) untuk periode Januari hingga Februari 2021.

Walaupun lelang kali ini masih di bawah target indikatif yang ditetapkan, namun pemerintah tetap memenangkan lelang hari ini dan sebagai tindak lanjut dari hasil lelang SBSN hari ini yang kembali di bawah target indikatif, pemerintah akan melakukan lelang tambahan (green shoe option) yang akan dilaksanakan pada Rabu (10/3/2021) besok.

Adapun seri-seri yang ditawarkan pada lelang tambahan ini adalah sebagai berikut:

Rencana Lelang SBSN Tambahan 10 Maret 2021Foto: Rencana Lelang SBSN Tambahan 10 Maret 2021
Rencana Lelang SBSN Tambahan 10 Maret 2021

Sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang SBSN, Menteri Keuangan menetapkan hasil lelang sebagai berikut:

Lelang SBSN 9 Maret 2021Foto: Lelang SBSN 9 Maret 2021
Lelang SBSN 9 Maret 2021

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Oversubscribed! Lelang Sukuk Negara Tembus Rp 25 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular