Rupiah Abang Jago! Mata Uang Asia-Eropa Dibikin Keok Semua

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 November 2020 12:05
Ilusttrasi Uang
Ilustrasi Rupiah CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah benar-benar perkasa pekan ini. Tidak cuma dolar Amerika Serikat (AS), seluruh mata uang utama Asia-Eropa berhasil ditaklukkan.

Sepanjang minggu ini, rupiah menguat nyaris 3% di hadapan dolar AS secara point-to-point. Mayoritas mata uang utama Asia juga menguat di hadapan dolar AS, tetapi tidak ada yang sekuat rupiah.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning sepanjang pekan ini (2-6 November):

Tidak cukup sampai di sini, keperkasaan rupiah berlanjut saat berhadapan satu lawan satu dengan mata uang Asia lainnya. Seluruh mata uang Asia tidak berdaya di hadapan rupiah. Bahkan kemenangan rupiah cukup telak, para tetangganya dibikin melemah 1-2%.

Berikut perkembangan nilai tukar mata uang Asia terhadap rupiah sepanjang pekan ini:

Ternyata rupiah belum puas. Sudah membuat dolar AS dan mata uang Asia melambaikan tangan ke kamera, rupiah masih mampu menekuk mata uang utama Eropa.

Euro, poundsterling Inggris, sampai franc Swiss tidak bisa berbuat banyak di hadapan rupiah. Bahkan rupiah menguat di atas 1% terhadap mata uang Benua Biru.

Berikut perkembangan kurs mata uang Eropa terhadap rupiah pada pekan ini:

Pekan ini sejatinya rupiah baru pulang dari liburan. Pada pekan sebelumnya, rupiah hanya dua hari diperdagangkan karena pasar keuangan Indonesia libur panjang memperingati maulid Rasulullah SAW.

Namun rupiah anti jetlag. Kembali dari liburan, rupiah tidak mau bersantai dan langsung tancap gas.

Dari dalam negeri, pekan ini ada dua data ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Pertama adalah inflasi, yang pada Oktober 2020 tercatat 0,07% month-to-month (MtM).

Ini menjadi inflasi perdana setelah tiga bulan beruntun terjadi deflasi. Ada pertanda bahwa daya beli masyarakat mulai kembali, meski belum terlampau kuat.

Kedua adalah pertumbuhan ekonomi, yang tercatat -3,49% year-on-year (YoY) pada kuartal III-2020. Meski masih negatif, tetapi melandai ketimbang kuartal sebelumnya yang -5,32%.

Pada kuartal IV-2020, bukan tidak mungkin pertumbuhan ekonomi Ibu Pertiwi akan lebih baik lagi bahkan bisa saja sudah positif. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal pamungkas ini adalah -1,6% hingga 0,6%.

Sementara dari sisi eksternal, investor menyambut positif pemilihan presiden (pilpres) AS yang hasilnya sesuai ekspektasi. Joseph 'Joe' Biden, sang penantang dari Partai Demokrat, unggul atas petahana Donald Trump yang diusung Partai Republik.

Ya, investor memang lebih mengunggulkan Biden untuk menjadi penunggu Gedung Putih yang baru. Jika Biden menang, maka kemungkinan pemerintah akan menggelontorkan paket stimulus fiskal yang lebih besar.

Sebagai informasi, kubu Demokrat mengusulkan paket stimulus baru senilai US$ 2,2 triliun, lebih tinggi ketimbang proposal pemerintahan Trump yaitu US$ 1,8 triliun. Pembahasan stimulus masih mandek, karena semua fokus ke pilpres.

"Kami memperkirakan ada stimulus besar tahun depan. Stimulus itu, ditambah dengan kehadiran vaksin anti-virus corona (Coronavirus Diseasei-2019/Covid-19), akan mengangkat ekonomi dan mendorong pertumbuhan. Kami sangat yakin dengan prospek 2021 dan 2022," tegas James Knightly, Chief International Economist ING Group, seperti dikutip dari Reuters.

Hasil pilpres AS yang sesuai perkiraan membuat pelaku pasar semringah. Tidak ada yang namanya main aman, investor getol memburu aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Berdasarkan data transaksi 2-5 November 2020, non-residen (asing) di pasar keuangan domestik beli neto Rp 3,81 triliun, dengan beli neto di pasar SBN (Surat Berharga Negara) sebesar Rp 3,87 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp 0,06 triliun," sebut keterangan tertulis Bank Indonesia (BI).

Bermodal derasnya arus modal asing tersebut, rupiah pun mantap menapaki jalur hijau. Bahkan rupiah melaju sangat cepat, jauh di depan mata uang lainnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular