
Rupiah Abang Jago! Mata Uang Asia-Eropa Dibikin Keok Semua

Sementara dari sisi eksternal, investor menyambut positif pemilihan presiden (pilpres) AS yang hasilnya sesuai ekspektasi. Joseph 'Joe' Biden, sang penantang dari Partai Demokrat, unggul atas petahana Donald Trump yang diusung Partai Republik.
Ya, investor memang lebih mengunggulkan Biden untuk menjadi penunggu Gedung Putih yang baru. Jika Biden menang, maka kemungkinan pemerintah akan menggelontorkan paket stimulus fiskal yang lebih besar.
Sebagai informasi, kubu Demokrat mengusulkan paket stimulus baru senilai US$ 2,2 triliun, lebih tinggi ketimbang proposal pemerintahan Trump yaitu US$ 1,8 triliun. Pembahasan stimulus masih mandek, karena semua fokus ke pilpres.
"Kami memperkirakan ada stimulus besar tahun depan. Stimulus itu, ditambah dengan kehadiran vaksin anti-virus corona (Coronavirus Diseasei-2019/Covid-19), akan mengangkat ekonomi dan mendorong pertumbuhan. Kami sangat yakin dengan prospek 2021 dan 2022," tegas James Knightly, Chief International Economist ING Group, seperti dikutip dari Reuters.
Hasil pilpres AS yang sesuai perkiraan membuat pelaku pasar semringah. Tidak ada yang namanya main aman, investor getol memburu aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia.
"Berdasarkan data transaksi 2-5 November 2020, non-residen (asing) di pasar keuangan domestik beli neto Rp 3,81 triliun, dengan beli neto di pasar SBN (Surat Berharga Negara) sebesar Rp 3,87 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp 0,06 triliun," sebut keterangan tertulis Bank Indonesia (BI).
Bermodal derasnya arus modal asing tersebut, rupiah pun mantap menapaki jalur hijau. Bahkan rupiah melaju sangat cepat, jauh di depan mata uang lainnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)