Indonesia Lepas dari Deflasi, Rupiah Bisa Menguat Lagi?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 November 2020 13:22
foto : CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (2/11/2020) setelah berhasil membukukan penguatan 5 pekan beruntun. Meski demikian, rupiah memiliki peluang menguat melihat pergerakan di pasar non-deliverable forward (NDF) yang menguat siang ini.

Setelah libur panjang pada pekan lalu, rupiah mengawali perdagangan dengan stagnan di level Rp 14.620/US$. Setelahnya rupiah sempat melemah hingga 0,51% ke Rp 14.695/US$, tetapi berhasil dipangkas hingga tersisa 0,21% di Rp 14.650/US$. Rupiah bertahan di level tersebut hingga pukul 12:00 WIB.

Rupiah pada pekan lalu libur pada Rabu hingga Jumat, pasar di dalam negeri libur cuti bersama dalam rangka perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW pada Kamis (29/10/2020).

Maka wajar jika rupiah berada di zona merah, sebab mata uang utama Asia bergerak bervariasi dengan mayoritas melemah pada pekan lalu. Sementara rupiah yang berlaga selama 2 hari sukses membukukan penguatan.

Data yang dirilis dari dalam negeri hari ini menunjukkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia membaik menjadi 47,8 di bulan Oktober, dari bulan sebelumnya 47,2.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya artinya ekspansi. Meski masih mengalami kontraksi, tetapi sektor manufaktur Indonesia kembali menunjukkan kemajuan.

Kemudian Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan terjadi inflasi di Indonesia pada Oktober 2020. Ini memutus rantai deflasi selama tiga bulan beruntun.

Pada Oktober, terjadi inflasi 0,07% secara bulanan (month-to-month/MtM). Tidak jauh dari konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan 0,075%. 

Sementara inflasi tahun kalender (year-to-date/YtD) berada di 0,95%% dan inflasi tahunan (year-on-year/YoY) adalah 1,44%%. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi tahunan di 1,82%.

Indonesia yang kembali mengalami inflasi tentunya menjadi kabar bagus, artinya roda perekonomian sudah mulai berjalan kembali.

Rupiah di pasar NDF sudah menguat merespon serangkaian data dari dalam negeri, tetapi belum terjadi di pasar spot.

PeriodeKurs Pukul 8:54 WIBKurs Pukul 11:54 WIB
1 PekanRp14.737,50Rp14.691,9
1 BulanRp14.776,00Rp14.731,0
2 BulanRp14.817,50Rp14.771,5
3 BulanRp14.863,50Rp14.823,0
6 BulanRp15.013,50Rp14.981,9
9 BulanRp15.181,00Rp15.139,0
1 TahunRp15.336,00Rp15.295,0
2 TahunRp15.976,00Rp16.036,0

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

Jika rupiah di pasar NDF terus menguat hingga sore nanti, rupiah berpeluang untuk kembali menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular