
Kemarin Meroket 3%, Siap-siap IHSG Bisa Tembus 5.300

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan dalam negeri semarak pada perdagangan Kamis kemarin, meski Indonesia sudah resmi masuk ke jurang resesi. Hasil sementara pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) masih menjadi perhatian utama yang membuat aset-aset dalam negeri menguat.
Melansir data Refinitiv, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 3.04% ke 5.260,326, tertinggi sejak 4 September lalu.
Untuk pertama kalinya pekan ini, asing akhirnya mencatatkan net buy atau beli bersih sebesar Rp 929,31 miliar di pasar reguler, sementara di pasar nego dan tunai terjadi jual bersih (net sell) Rp 241,50 miliar.
Data BEI menunjukkan, nilai transaksi mencapai Rp 9,64 triliun.
Potensi reli tajam pada perdagangan hari ini, Jumat (6/11/2020) melihat bursa saham AS (Wall Street) yang kembali melesat pada perdagangan Rabu waktu setempat, merespon hasil sementara pemilihan umum AS.
Indeks Dow Jones dan S&P 500 membukukan penguatan 1,95% ke 28.390,18 dan 3.150,45, sementara Nasdaq melesat 2,6% ke 11.890,93.
Penguatan tersebut membuat ketiga indeks utama tersebut menuju pekan terbaik sejak bulan April, sekaligus membaikkan kemerosotan tajam pekan lalu. Dalam 4 hari perdagangan pekan ini, indeks Dow Jones menguat 7,1%, S&P 500 7,4%, dan Nasdaq memimpin 9%.
Penguatan Wall Street yang merupakan kiblat bursa saham dunia tentunnya sekali lagi akan mengangkat kinerja IHSG.
Secara keseluruhan hasil sementara pemilihan umum di AS menunjukkan Joe Biden masih unggul atas Donald Trump, sementara House of Representatif (Dewan Perwakilan Rakyat/DPR) masih dikuasai Partai Demokrat, dan Senat juga tetap didominasi Partai Republik.
Dengan skenario tersebut, korporasi AS sepertinya "menang besar". Jika Biden menjadi presiden AS, maka perang dagang dengan China kemungkinan akan berakhir, atau setidaknya tidak akan memburuk. Sementara dengan Senat yang masih dikontrol Partai Republik, rencana untuk menaikkan pajak korporasi kemungkinan akan sulit terealisasi.
Selain itu dengan kemenangan Biden, paket stimulus fiskal yang akan digelontorkan tentunya akan lebih besar, sehingga membuat pasar semakin sumringah. Negara-negara emerging market seperti Indonesia juga berpotensi kecipratan aliran modal.
Secara teknikal, penguatan tajam IHSG kemarin memunculkan White Marubozu dalam grafik candle stick. White Marubozu dijadikan sinyak jika nilai suatu aset akan kembali naik.
IHSG kemarin membuka perdagangan di level 5.161,39, yang sekaligus menjadi level terendah harian, dan mengakhiri perdagangan di level 5.260,326, sekaligus menjadi level tertinggi harian.
Level open sama dengan low, dan close sama dengan high itu yang disebut sebagai White Marubozu.
IHSG juga sudah berhasil juga melewati level 5.163 yang merupakan Fibonnaci Retracement 50%.
Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.
![]() Foto: Refinitiv |
Kemudian Bursa kebanggaan Tanah Air ini bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200), sehingga memberikan momentum penguatan.
Sementara itu Indikator Stochastic pada grafik harian masih belum masuk wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Dengan stochastic yang belum mencapai overbought, ruang penguatan IHSG tentunya lebih besar.
Semua indikator tersebut memberikan sinyal IHSG akan kembali menguat pada hari ini. Resisten terdekat berada di kisaran 5.290, jika mampu ditembus IHSG berpeluang naik ke 5.340. Resisten selanjutnya jika level tersebut dilewati adalah 5.380.
Sementara itu support terdekat berada di kisaran 5.230, jika ditembus IHSG berisiko terkoreksi ke 5.200. Namun selama bertahan di atas level tersebut, IHSG cenderung akan menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump-Biden Sedang Debat & Kabar Baik China, Begini Arah IHSG