
Malu Sama Bursa Tetangga, Yuk IHSG Menguat Lagi!

Jakarat, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 1,05% ke 5.105,199. Padahal di awal perdagangan sempat menguat 0,55% ke 5.188,009.
Total transaksi yang tercatat mencapai Rp 8,02 triliun. Asing membukukan net sell di pasar reguler sebesar Rp 123,3 miliar.
IHSG kemarin melemah saat mayoritas bursa saham Asia mencatat penguatan. Indeks Nikkei di Jepang terbang 1,72%, indeks Shanghai China menguat 0,19%, indeks STI Singapura melesat 0,75%, KOSPI Korea Selatan terdongkrak 0,6%, FTSE MIB Malaysia bahkan melesat nyaris 2%.
Pada perdagangan hari ini, Kamis (5/11/2020), Nikkei dan Kospi yang sudah dibuka kembali menguat nyaris 1%, sehingga IHSG berpeluang juga berbalik menguat. Para tetangga terus menghijau, masa IHSG terus merah.
Sentimen positif datang dari Wall Street yang kembali mencetak penguatan pada perdagangan Rabu waktu setempat, padahal hasil pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) masih belum jelas siapa pemenangnya. Dengan kinerja tersebut, Wall Street sukses mencatat penguatan 3 hari beruntun.
Perhitungan suara pilpres di AS masih berlangsung saat ini. Berdasarkan data dari NBC News, hingga pukul 5 pagi ini, Biden memperoleh 253 electoral vote, artinya masih butuh 17 electoral vote lagi untuk memenangi pilpres. Sementara itu Trump sampai saat ini memenangi 214 electoral vote. Untuk memenangi pilpres diperlukan 270 electoral vote.
Sementara itu dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 pukul 11:00 WIB yang akan menunjukkan resesi Indonesia untuk pertama kalinya dalam 22 tahun terakhir.
Resesi sudah pasti, seberapa dalam kontraksi ekonomi yang masih menjadi misteri. Kementerian Keuangan Indonesia memproyeksikan minus 2,9% year-on-year (YoY) hingga minus 1% YoY. Sementara Presiden Joko Widodo mengatakan kemungkinan minus sekitar 3%.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan produk domestic bruto (PDB) tersebut minus 3,13% YoY pada periode Juli-September 2020.
Kemudian secara kuartalan (quarter-to-quarter/QtQ), PDB diperkirakan tumbuh positif pada kuartal III-2020. Bahkan cukup tinggi yaitu mencapai 5,6%.
Pelaku pasar sudah memaklumi terjadinya resesi, sebab banyak negara mengalaminya. Pandemi penyakit virus corona (Covid-19) memaksa pemerintah untuk melakukan pembatasan aktivitas warganya hingga karantina (lockdown) guna meredam penyebarannya, Sektor ekonomi dikorbankan demi kesehatan, tetapi seiring berjalannya waktu ekonomi dan kesehatan mulai berjalan beriringan.
Melihat prediksi pemerintah, dan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia, kontraksi PDB sekitar 3% bisa dijadikan acuan, jika jauh lebih buruk dari itu, pasar bisa merespon negatif. Artinya pemulihan ekonomi berjalan lebih lambat dari perkiraan, dan peluang untuk bangkit di penghujung tahun ini menjadi terhambat.
Sebaliknya, jika jauh lebih baik dari minus 3%, pasar berpotensi merespon positif.
Secara teknikal, IHSG kemarin merosot hingga menyentuh support di kisaran 5.105 yang berada di kisaran rerata pergerakan 50 hari (Moving Average/MA50).
Selama tertahan di atas support tersebut, IHSG berpeluang kembali menguat.
![]() Foto: Refinitiv |
Indikator Stochastic pada grafik 1 jam mulai masuk wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic yang berada di wilayah oversold memperbesar pelaung penguatan.
![]() Foto: Refinitiv |
Resisten terdekat berada di kisaran 5.130, jika ditembus IHSG berpotensi ke di kisaran 5.163 yang merupakan Fibonnaci Retracement 50%.
Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.
Jika Fib. 50% ditembus secara konsisten tersebut mampu ditembus dengan konsisten, IHSG berpeluang melesat ke 5.200.
Sementara jika support 5.105, jika ditembus IHSG berisiko melemah menuju ke support 5.060, sebelum menuju level psikologis 5.000.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Adu Mulut' Trump vs Biden, Awas Koreksi IHSG!