Stok Menipis, Harga CPO Tembus Rekor Lagi ke Atas RM 3.100

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
04 November 2020 12:37
A worker unloads palm oil fruit bunches from a lorry inside a palm oil mill in Bahau, Negeri Sembilan, Malaysia January 30, 2019.  Picture taken January 30, 2019.  REUTERS/Lai Seng Sin
Foto: Kelapa sawit (REUTERS/Lai Seng Sin)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tren harga komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) cenderung naik mulai minggu terakhir bulan Oktober. Kini harga kontrak futures (berjangka) CPO Malaysia sudah hampir menyamai level tertingginya di sepanjang tahun. 

Secara year to date, harga penutupan tertinggi untuk kontrak berjangka CPO pengiriman tiga bulan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange berada di RM 3.134/ton pada 10 Januari lalu kala pandemi Covid-19 belum meluas ke seluruh dunia. 

Hari ini Rabu (4/11/2020) harga CPO Negeri Jiran kembali melesat lebih dari 1%. Pada 11.00 WIB harga CPO kontrak pengiriman Januari 2021 berhasil tembus ke level RM 3.106/ton. 

Kenaikan harga CPO dipicu oleh prospek penurunan produksi dan stok. Berdasarkan survei broker CGS-CIMB produksi bulan Oktober diperkirakan turun 6% sementara persediaan drop lebih dalam 8% akibat pembatasan mobilitas publik dan kurangnya tenaga kerja untuk pemanenan. 

Reuters mengabarkan, Asosiasi Pabrik Kelapa Sawit Selatan Malaysia memperkirakan produksi Oktober turun hampir 10% dari bulan sebelumnya. Di saat produksi turun, ekspor justru meningkat. Hal ini menyebabkan stok minyak sawit menurun. 

Berdasarkan data survei terbaru, ekspor minyak sawit Negeri Jiran periode Oktober dilaporkan naik 4% sampai 6% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. 

Kenaikan ekspor ditopang oleh naiknya ekspor CPO, minyak palm olein dan minyak inti sawit (Palm Kernel Oil/PKO). Impor India dan subkontinennya dilaporkan meningkat menjelang festival Diwali yang akan jatuh akhir pekan pertengahan bulan ini.

Menambah tekanan ke atas harga ada kenaikan minyak nabati substitusi dan minyak mentah. Harga kontrak minyak kedelai dan sawit teraktif di Bursa Komoditas Daliannaik 1,3% sementara harga kontrak minyak mentah juga naik 1% hari ini.

Ke depan faktor yang berpotensi membuat tekanan harga bergerak ke atas adalah La Nina yang bisa semakin menurunkan output.  

La Nina yang melanda kawasan tropis pasifik memicu curah hujan tinggi hingga 40% di atas curah hujan normal. Berkaca pada kejadian sebelumnya, La Nina selalu dibarengi dengan bencana hidro-meteorologis seperti banjir dan tanah longsor yang membuat aktivitas panen menjadi terganggu dan kerusakan stok.

Kemudian untuk sentimen negatif yang cenderung bakal menekan harga adalah maraknya lockdown di Eropa akibat lonjakan kasus infeksi Covid-19 yang tinggi. Banyak negara-negara Eropa yang mulai menerapkan kembali pembatasan, Prancis menjadi contoh yang ekstrem karena menerapkan lockdown nasional.

Langkah pembatasan juga dilakukan oleh Jerman, Italia, Inggris, Spanyol, Norwegia dan Hungaria. 

Eropa merupakan salah satu destinasi ekspor minyak sawit RI dan Negeri Jiran.

Lockdown membuat mobilitas publik kembali tertekan, akibatnya kebutuhan akan bahan bakar menurun drastis. Hal ini berdampak pada harga minyak yang terkoreksi. CPO merupakan salah satu bahan baku pembuatan biodiesel yang merupakan bahan bakar alternatif minyak.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Besok China Libur Seminggu, Harga CPO Nyungsep

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular