Biden Jauh Lewati Trump, Bursa Asia Happy! Hang Seng Galau

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
04 November 2020 11:37
Donald Tump & Joe Biden, Debat Pilpres AS / Aristya Rahadian
Foto: Donald Tump & Joe Biden, Debat Pilpres AS / Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia mayoritas bergerak di zona hijau pada pukul 11:00 WIB, seiring dengan melesatnya bursa saham acuan global, Wall Street yang ditutup menguat pada Selasa (3/10/2020) waktu Amerika Serikat (AS) atau Rabu pagi waktu Indonesia.

Pada pukul 11:00 WIB, tercatat indeks Nikkei di Jepang meroket 2%, indeks Shanghai Composite di China menguat tipis 0,03%, STI Singapura terdongkrak 0,81% dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,76%.

Sedangkan, indeks Hang Seng di Hong Kong pada pukul 11:00 melemah tipis 0,02%, padahal 1 menit sebelumnya, Hang Seng sempat menguat tipis 0,01%. Pukul 11.30 WIB, Hang Seng sendirian minus 0,03%.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pukul 11:00 WIB menguat 0,25% ke level 5.172,31. Pada penutupan sesi I, IHSG naik 0,13% di level 5.166,15.

Bursa saham Asia kembali melanjutkan tren penguatan seiring dari menguatnya bursa saham acuan global, Wall Street yang ditutup cerah pada Selasa waktu setempat setelah proses pemilihan presiden (pilpres) AS yang telah berlangsung tadi malam waktu Indonesia.

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) melesat lagi pada perdagangan Selasa waktu setempat, saat warga AS memberikan suara mereka dalam pilpres 2020.

Indeks Dow Jones memimpin penguatan dengan meroket 2,06% ke 27.480,03, disusul indeks Nasdaq yang terbang 1,85% ke 11.160,57, dan S&P 500 yang melesat 1,78% ke 3.369,16.

Dengan penguatan tersebut, Wall Street melanjutkan reli sejak Senin lalu, setelah membukukan kinerja mingguan terburuk sejak Maret lalu. Pada pekan lalu, indeks Dow Jones dan S&P 500 ambrol 6,5% dan 5,6%, sementara Nasdaq merosot lebih dari 5%.

Pilpres AS akhirnya segera mengakhiri ketidakpastian siapa yang akan menjadi orang nomer 1 di Negeri Adi Kuasa.

"Pada akhirnya, pasar ingin kejelasan, dan ancaman utama terhadap bursa saham pekan ini adalah munculnya gugatan pilpres, sehingga jika persaingannya ketat hingga membuka peluang menggugat, menunda, atau memperpanjang penghitungan suara, bursa saham akan berbalik turun," tutur Tom Essaye, pendiri The Sevens Report, kepada CNBC International.

Hingga saat ini kontestasi Pemilu Amerika Serikat (AS) masih berlangsung. Hampir seluruh negara bagian yang ada di tengah, timur dan selatan negeri Paman Sam sudah mulai melakukan penghitungan.

Sejauh ini, pada pukul 11.04 WIB, dilansir dari AP, kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden-Kamala Harris masih unggul dengan 209 suara elektoral. Ini meninggalkan lawannya dari Partai Republik yang juga petahana Donald Trump-Mike Pence, yang memperoleh 112 suara.

Biden saat ini unggul di mayoritas negara bagian timur laut AS seperti Vermont, Massachusetts, New York, New Jersey, Connecticut, Rhode Island, Delaware, Virginia, North Carolina serta ibukota AS Washington DC.

Keunggulan Biden juga terlihat di negara bagian tengah seperti Montana, Colorado, Minnesota, Missouri, dan Illinois. Semua negara bagian ini memang dikenal sebagai basis partai demokrat.

Trump, di sisi lain unggul sementara di Texas, Florida, South Carolina, Alabama, Mississippi, Louisiana, Indiana, Kentucky, dan tennessee. Ia juga unggul di beberapa negara bagian mid-west seperti North Dakota, South Dakota, Nebraska, dan Wyoming.

Sementara itu, di kawasan Asia, data ekonomi yang telah dirilis hari ini adalah data cadangan devisa (cadev) Korea Selatan periode Oktober 2020.

Berdasarkan data dari Trading Economics, cadev Negara Gingseng tersebut naik US$ 5,96 miliar menjadi US$ 426,51 miliar dari sebelumnya pada September 2020 sebesar US$ 420,55 miliar.

Selain cadev Korea Selatan, data ekonomi lainnya yang telah dirilis hari ini di kawasan Asia adalah Purchasing Manager' Index (PMI) Jasa dan Gabungan versi Caixin untuk periode Oktober 2020.

Melansir dari Trading Economics, PMI Jasa Negeri Panda tersebut naik 2 poin dari sebelumnya di angka 54,8 menjadi 56,8. Sedangkan PMI Gabungan Negera Panda tumbuh 2,4 poin dari sebelumnya 51,1 menjadi 53,5.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya artinya ekspansi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular