
Oktober Harga Emas Minus 0,4%, Bapak-Ibu Tetap Cuankan?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia pada perdagangan Oktober 2020 melemah 0,40% ke level US$ 1.877,95/troy ons dan kembali diperdagangkan di bawah level psikologisnya US$ 1.900/troy ons.
Pelemahan harga emas bulan ini tidak lepas dari beberapa sentimen negatif yang datang selama Oktober 2020, diantaranya Tariku-ulur stimulus fiskal untuk penanggulangan corona di Amerika Serikat (AS), pilpres AS, resesi AS dan tentunya lonjakan kasus virus corona yang kembali terjadi.
Pada perdagangan awal bulan ini emas sempat melesat 1,04% ke level US$ 1.925,04/troy ons, bahkan pada akhir pekan kedua, emas sempat menguat 1,92% dan berada di level tertingginya selama Oktober 2020.
Namun, karena stimulus AS tidak mencapai kesepakatan hingga kini, membuat investor semakin kecewa, karena waktu pemilu AS tinggal menghitung hari, yakni 3 hari lagi dan investor makin pesimis bahwa stimulus tidak akan dilakukan sebelum pilpres, sehingga emas kembali tertekan dibawah US$ 1.900.
Selain stimulus, data pertumbuhan ekonomi AS yang masih dianggap resesi juga turut menjadi sentimen negatif yang datang, walaupun sebenarnya ekonomi AS sudah mulai membaik.
Berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja AS, pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari produk domestic bruto (PDB) tumbuh 33,1% secara kuartalan yang disetahunkan (quarterly annualized).
PDB di kuartal III-2020 tersebut lebih tinggi dari prediksi Reuters sebesar 31,9% maupun Dow Jones sebesar 32%, dan membalikkan kontraksi (tumbuh negatif) 31,4% di kuartal II-2020 lalu.
Saat perekonomian AS bangkit, emas menjadi kurang menarik, sebab investor akan mengalirkan modalnya ke aset-aset berisiko dengan imbal hasil tinggi.
Selain itu, lonjakan kasus corona juga menjadi pemberat harga emas dunia, dimana dari lonjakan kasus tersebut membuat Perancis dan Jerman mengumumkan kembali menerapkan kebijakan karantina (lockdown) yang memicu aksi jual di bursa saham, logam mulia pun terseret turun.
Presiden Perancis, Emmanuel Macron, pada hari Rabu lalu mengumumkan lockdown di seluruh negara mulai Jumat ini. Lockdown kali ini sedikit berbeda dengan bulan Maret lalu, kali ini sekolah dan pabrik yang masih diizinkan tetap buka.
Sementara itu motor utama perekonomian Eropa, Jerman, juga mengumumkan lockdown. Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengumumkan "light lockdown", dimana bar, restaurant, tempat olah raga, serta bioskop kembali dilarang beroperasi.
Sekolah, hingga hotel untuk perjalanan bisnis masih tetap dibuka, toko-toko juga masih beroperasi tetapi dengan jumlah pengunjung yang dibatasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas