
Ambrol 6%! Emas 'Membingungkan' dan Tidak Dicintai Lagi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia jeblok pada perdagangan Senin (2/5/2022) kemarin hingga menyentuh level terendah dalam 10 pekan terakhir. Tren penurunan harga logam mulia ini bahkan sudah terjadi dalam 2 pekan terakhir.
Melansir data Refinitiv, emas kemarin jeblok 1,77% dan berlanjut 0,22% pada perdagangan Selasa (3/5/2022) ke US$ 1.858/troy ons pada pukul 13:33 WIB. Dalam dua pekan terakhir, total emas ambrol sekitar 6%.
Perilaku emas di tahun ini dikatakan mengejutkan para investor, sebab tidak lagi mengikuti sentimen terhadap risiko pelaku pasar. Biasanya, saat sentimen pelaku pasar memburuk maka harga emas akan menguat, begitu juga sebaliknya.
Namun, di tahun ini emas hanya merespon pergerakan dolar AS. indeks dolar AS pada pekan lalu menyentuh level 103,928 yang merupakan level tertinggi dalam nyaris 20 tahun terakhir.
Kenaikan tajam tersebut terjadi sebab bank sentral AS (The Fed) diprediksi akan agresif menaikkan suku bunga pekan ini.
Mengutip CME FedWatch, pasar 'bertaruh' suku bunga acuan akan dinaikkan 50 basis poin (bps) menjadi 0,75-1%. Kemungkinannya mencapai 99,3%.
Tidak hanya menaikkan suku bunga, The Fed juga akan mengurangi nilai neracanya, sehingga likuiditas di perekonomian Amerika Serikat akan terserap lebih banyak.
John LaForge kepala strategi aset riil di Wells Fargo menyebut emas sebagai komoditas yang "paling membingungkan" dan tidak dicintai lagi.
"Emas tidak mau bereaksi terhadap faktor lain selain dolar AS dan hal itu sudah berlangsung dalam satu setengah tahun terakhir. Berita buruk adalah berita buruk dan kabar bagus tetapnya jadi berita buruk. Itu kini tidak penting lagi. Emas sudah mencapai titik di mana investor tidak lagi mencintainya bagaimana pun fundamentalnya."
"Investor lebih tertarik bermain hal lain. Bitcoin salah satunya. Periode ini tidak akan berlangsung selamanya, tetapi melihat posisi emas saat ini membuat banyak hal sulit dijelaskan," kata LaForge sebagaimana dilansir Kitco, Senin (2/5/2022).
Meski demikian, LaForge mengatakan emas akan mengejutkan pada investor, sebab di akhir tahun nilainya bisa melesat ke US$ 2.100/troy ons, yang artinya memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Emas: Untung Tak Bisa Diraih, Jeblok Tak Bisa Ditolak