
7 Kabar yang Patut Disimak Sebelum Jual-Beli Saham Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Menutup perdagangan Kamis kemarin (22/10/2020), Indeks Harga Saham Gabungan ditutup melemah 0,09% ke level 5.091,81 poin.
Data perdagangan mencatat, nilai transaksi mencapai Rp 9,35 triliun dengan volume 14,51 miliar unit saham dan frekuensi sebanyak 682.129 kali. Investor asing masih membukukan jual bersih sebesar Rp 262,45 miliar. Beberapa saham yang banyak diperdagangkan antara lain, ASRI, ANTM, BBCA, TLKM dan ASII.
Sebelum memulai perdagangan akhir pekan ini, Jumat (23/10/2020), cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia:
1. Laba Bersih BTN Q3 Melesat Nyaris 40% Jadi Rp 1,12 T
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) membukukan kenaikan laba bersih 39,72% menjadi Rp 1,12 triliun secara tahunan (year-on-year/yoy) hingga September 2020 dari Rp 801 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan berbagai langkah penguatan yang telah dilakukan oleh perseroan mulai menunjukkan hasil positif.
Bank BTN, lanjutnya, telah melakukan penguatan di sisi kualitas aset, likuiditas, permodalan, bisnis, hingga langkah efisiensi. "Di tengah tekanan akibat pandemi, kenaikan laba bersih Bank BTN menjadi bukti strategi yang kami lakukan berada pada jalur yang tepat. Hingga akhir tahun nanti, kami optimistis target laba bersih akan tercapai," kata Pahala saat Paparan Kinerja Bank BTN Kuartal III/2020 di Jakarta, Kamis (22/10/2020).
2. Dituntut Bui Seumur Hidup, Bentjok: Saya Korban Konspirasi!
Terdakwa tindak pidana pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero), Benny Tjokrosaputro menyampaikan pleidoi pada persidangan lanjutan yang digelar di PN Jakarta Pusat, Kamis (22/10/2020) malam.
Dalam nota pembelaannya itu, Bentjok mengatakan, tuntutan hukuman pidana penjara seumur hidup yang dijatuhkan kepadanya merupakan ketidakadilan.
Sebab, menurut dia, dalam keterangan saksi-saksi di persidangan juga barang bukti tidak dapat membuktikan bahwa dirinyalah orang yang mengatur atau mengendalikan investasi Jiwasraya baik dalam reksa dana maupun saham
"Saya hanya seorang pebisnis yang senantiasa berupaya agar perusahaan saya tetap berjalan dan mampu menghidupi ribuan karyawan saya beserta keluarganya selama ini, serta membantu perekonomian nasional," katanya.
"Bahwa dakwaan dan tuntutan kepada saya merupakan konspirasi untuk menjerat saya sebagai pelaku kejahatan tindak pidana korupsi yang terjadi di PT AJS. Dengan perkataan lain, saya adalah korban konspirasi dari pihak-pihak tertentu yang justru bertanggung jawab atas kerugian negara ini," lanjutnya.
3. OJK Bongkar Para Bandit Pasar Modal & Modus Operandinya
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan para pelaku kejahatan pasar modal yang merugikan masyarakat.
Kepala Deputi Pengawasan Pasar Modal 1A OJK Luthfy Zain Fuady mengungkapkan terdapat empat lembaga yang kerap melakukan pelanggaran di pasar modal dengan berbagai modus. Empat lembaga tersebut yaitu perusahaan efek, manajer investasi, emiten dan profesi/lembaga penunjang.
Modus pelanggaran yang dilakukan perusahaan efek, seperti perdagangan semu yang menciptakan harga yang tidak sepenuhnya disebabkan karena adanya permintaan jual dan beli efek di pasar. Hal ini menimbulkan adanya manipulasi harga saham.
Banyak direksi perusahaan efek juga ikut terlibat padahal telah dilakukan fit and proper testsebelum menjabat. Hal ini berdampak pada perilaku dan pengendalian internal perusahaan efek yang tidak baik.
4. Pandemi, Laba Unilever Indonesia Q3 Susut Jadi Rp 5,4 T
Emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatatkan laba bersih Rp 5,44 triliun pada 9 bulan pertama tahun ini atau per September 2020, terkoreksi 1,27% dari periode yang sama tahun lalu Rp 5,51 triliun, di tengah pandemi Covid-19.
Berdasarkan data laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), koreksi laba bersih itu, seiring dengan pendapatan UNVR yang sebetulnya naik, tapi naiknya tipis.
Pendapatan UNVR pada periode hingga kuartal III-2020 itu naik 0,31% menjadi Rp 32,46 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 32,36 triliun.
Harga pokok penjualan UNVR turun tipis menjadi Rp 15,59 triliun dari sebelumnya Rp 15,92 triliun. Dari sisi penjualan, paling besar dari dalam negeri mencapai Rp 31,03 triliun naik dari sebelumnya Rp 30,79 triliun. Sementara itu ekspor produk Unilever justru minus menjadi Rp 1,43 triliun dari sebelumnya Rp 1,57 triliun.