Demo Buruh Hari ke-2: Rupiah Masih Perkasa, Emas Antam Ambles

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 October 2020 15:12
Serikat pekerja berkeliling di Kawasan Industri Pulo gadung, Selasa (6/10). Massa buruh yang ikut mogok nasional menyerukan penolakan UU Cipta Kerja Omnibus Law yang sudah di sahkan kemarin. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Serikat pekerja berkeliling di Kawasan Industri Pulo gadung, Selasa (6/10). Massa buruh yang ikut mogok nasional menyerukan penolakan UU Cipta Kerja Omnibus Law yang sudah di sahkan kemarin. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law) yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menjadi Undang-Undang Cipta Kerja Senin (5/10/2020) lalu menuai pro dan kontra.

Efeknya, buruh melakukan demo dan mogok kerja besar dalam 2 hari terakhir, dan masih akan berlangsung hingga besok. Setidaknya disebutkan ada 2 juta buruh yang ikut serta dalam aksi ini, di seluruh Indonesia.

Hal tersebut ditegaskan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal. Mogok akan dilakukan dari 6 hingga 8 Oktober 2020.

"Mogok nasional ini dilakukan sesuai dengan UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum dan UU Nomor 21 Tahun 2000 khususnya Pasal 4 yang menyebutkan, fungsi serikat pekerja salah satunya adalah merencanakan dan melaksanakan pemogokan," ujar Said Iqbal, dalam keterangan resmi.

"Selain itu, dasar hukum mogok nasional yang akan kami lakukan adalah UU No 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No 12 tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik."

Aksi demo tolak Omnibus law disejumlah pabrik di Kerawang, Jawa Barat. IstFoto: Aksi demo tolak Omnibus law disejumlah pabrik di Kerawang, Jawa Barat. Ist
Aksi demo tolak Omnibus law disejumlah pabrik di Kerawang, Jawa Barat. Ist

Mogok kerja tersebut dikatakan diikuti oleh 2 juta buruh di berbagai sektor industri dan di banyak wilayah Indonesia.

Sementara itu Konfederasi Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) akan memindahkan titik aksi unjuk rasa ke Istana Negara, Jakarta, Kamis (8/10/2020).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) KASBI, Sunarno menyebut, pengalihan titik aksi itu lantaran DPR mempercepat sidang paripurna pengesahan RUU Omnibus Law Ciptaker yang semula 8 Oktober menjadi 5 Oktober lalu.

Sunarno memperkirakan aksi di istana akan diikuti setidaknya 20 ribu massa gabungan. Bukan hanya massa buruh, melainkan juga elemen mahasiswa dan organisasi gerakan masyarakat secara umum.

Meski sedang terjadi demo besar, nilai tukar rupiah nyatanya masih perkasa, sebab UU Cipta Kerja dikatakan membuat iklim investasi di dalam negeri membaik.

Head of Research Division PT BNI Sekuritas, Damhuri Nasution mengatakan pengesahan UU Cipta Kerja akan menjadi salah faktor yang akan meningkatkan iklim investasi.

Pasalnya, berdasarkan survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga internasional, masalah ketenagakerjaan di Indonesia selama ini merupakan salah satu faktor yang dinilai kurang bisa bersaing dibandingkan dengan negara-negara tetangga kita.

"Memang dengan pengesahan ini tidak serta merta arus investasi asing langsung meningkat pesat, melainkan masih perlu beberapa waktu ke depan. Terlebih dengan adanya pandemi ini yang membuat perekonomian global dan domestik masih terpuruk dalam, kegiatan investasi diperkirakan masih sangat terbatas," kata Damhuri, saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (6/10/2020).

Sehingga ke depannya aliran modal bisa masuk lebih deras ke dalam negeri, yang tentunya menguntungkan bagi rupiah.

Melansir data Refinitiv, hingga pukul 14:03 WIB, rupiah tercatat menguat 0,14% ke Rp 14.690/US$ di pasar spot, sementara Selasa kemarin penguatan tercatat sebesar 0,54%, bahkan sempat menguat hingga 1,28% di awal perdagangan.

UU Cipta Kerja yang memicu demo besar buruh, tetapi membuat rupiah menguat menjadi kabar buruk bagi emas Antam hari ini. Kemarin, harga logam mulia ini masih menguat tipis 0,2%, tetapi hari ini ambrol 1,77% ke Rp 999.000/batang untuk satuan 1 gram.

Untuk pertama kalinya sejak 27 Juli lalu harga emas Antam satuan 1 gram kembali ke bawah Rp 1 juta/batang.

Sementara itu satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan juga merosot 1,88% ke Rp 94.112.000/batang atau Rp 941.120/gram.

Rupiah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi harga emas Antam, selain harga emas dunia sebagai acuan utama tentunya.

Rupiah yang menguat menjadi kabar buruk bagi emas Antam, sebab harga emas dunia sebagai acuan utama dibanderol dengan dolar AS, saat Mata Uang Garuda menguat maka harga emas dunia akan menjadi lebih murah ketika dikonversi ke rupiah.

Apesnya, harga emas dunia merosot 1,87% ke US$ 1.877,12/troy ons, sebabnya Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, meminta perundingan stimulus senilai US$ 2,2 triliun dihentikan hingga pemilihan presiden 3 November mendatang.

"Saya menginstruksikan perwakilan untuk berhenti bernegosiasi sampai setelah pemilihan presiden," tulisnya di Twitter pribadinya @realDonaldTrump, Selasa (6/10/2020) sore waktu setempat.

Alhasil, harapan akan gelontoran stimulus guna membangkitkan perekonomian AS menjadi pupus, emas pun terpukul. Stimulus fiskal serta stimulus moneter merupakan bahan bakar emas untuk terus menanjak.

rupiah juga menguat cukup tajam, 0,54%, melawan dolar AS ke Rp 14.710/US$ kemarin. Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang mengesahkan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja membuat rupiah perkasa.

Kombinasi merosotnya harga emas dunia dan penguatan rupiah membuat harga emas Antam ambrol ke bawah Rp 1 juta/batang.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular