
Alamak! Modernland Nego Restrukturisasi Global Bond Rp 5,79 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten properti PT Modernland Realty Tbk (MDLN) berencana melakukan negosiasi dengan investor perihal restrukturisai atas surat utang global yang diterbitkan anak usaha perseroan senilai US$ 390 juta atau sekitar Rp 5,79 triliun.
Dalam pengumuman di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Singapura, Presiden Direktur MDLN, William Honoris, akan mengadakan pertemuan dengan pemegang surat utang global tersebut melalui video conference pada Jumat, 25 September pukul 10.30 waktu Singapura.
Pertemuan tersebut akan dipimpin oleh penasihat keuangan dan penasihat hukum internasional, Borelli Walsh dan Milbank LLP.
"Agenda pertemuan akan membahas perkembangan terbaru dan jadwal mengenai restrukturisasi, serta menjawab pertanyaan dari para pemegang surat utang tersebut," demikian tulis pengumuman MDLN, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (25/9/2020).
Seperti diketahui, sebelumnya, lembaga pemeringkat rating global, Fitch Ratings menurunkan peringkat emiten properti PT Modernland Realty Tbk (MDLN) beserta 2 penerbitan surat utang perseroan dalam denominasi dollar menjadi C dari sebelumnya CC.
Kedua surat utang atau notes tersebut antara lain sebesar US$ 150 juta yang jatuh tempo 2021 dan surat utang sebesar US$ 240 juta yang akan jatuh tempo pada 2024. Surat utang ini diterbitkan oleh entitas anak MDLN, JGC Ventures Pte. Ltd. dan Modernland Overseas Pte Ltd.
"Penurunan peringkat tersebut menyusul konfirmasi bahwa perusahaan tidak membayar kupon yang jatuh tempo 31 Agustus 2020 untuk surat utang global sebesar US$ 150 juta yang jatuh tempo 2021 dan telah memasuki masa tenggang selama 30 hari," tulis Fitch Ratings, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (4/9/2020).
Fitch memperkirakan, perusahaan tidak memiliki cukup kas untuk melunasi utangnya dan akan bergantung pada pendanaan eksternal untuk memenuhi pembayaran kupon. Jika kupon telah melewati masa tenggang akan dianggap gagal bayar dan Fitch dapat menurunkan peringkat MDLN dan peringkat obligasi menjadi Restricted Default (RD).
Ada beberapa penyebab penurunan peringkat ini, pertama, kondisi likuiditas
MDLN tetap berada di bawah tekanan yang parah.
Perusahaan mengatakan, pandemi virus korona telah menyebabkan kesulitan dalam mengumpulkan pembayaran dari pembeli yang ada atas propertinya, dan penundaan pembayaran atau pembatalan dari pra-penjualan.
Di sisi lain, upaya perseroan untuk meningkatkan kembali penjualan juga menghadapi tantangan karena daya beli yang lemah di tengah pandemi.
"Restrukturisasi utang yang diumumkan secara publik juga dapat mengganggu kepercayaan pembeli atas proyek-proyek perusahaan," tulis Fitch.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Giliran Moody's Pangkas Peringkat Modernland