
Peminat Turun, Lelang SUN Kali Ini Cuma Tembus Rp 46 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa ini (22/9/2020) dengan target indikatif Rp 20 triliun dan target maksimal Rp 40 triliun. Hasilnya, pemerintah memenangkan senilai Rp 22 triliun.
Surat berharga yang dilelang kali ini meliputi seri SPN03201223 (new issuance), SPN12210701 (reopening), FR0086 (reopening), FR0087 (reopening), FR0080 (reopening), FR0083 (reopening), dan FR0076 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia.
![]() |
Dalam proses lelang tersebut, pemerintah mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscription), hampir 3 kali lipat dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp 46,12 triliun.
Penawaran yang terbesar dibukukan seri FR0087, senilai Rp 12,79 triliun, dengan bid to cover ratio sebesar 2,15 kali. Pemerintah akhirnya memenangkan senilai Rp 5,95 triliun.
Sebaliknya penawaran yang terkecil terjadi pada seri SPN03201223 senilai Rp 2,27 triliun dengan bid to cover ratio 2,27 kali. Nilai yang dimenangkan sebesar Rp 1 triliun
![]() Hasil lelang SUN 22 September 2020 |
Sedangkan dari kupon yang terbesar ada pada seri FR0076 senilai Rp 3,92 triliun dengan bid to cover ratio 7,84 kali dan kupon yang terkecil ada pada seri SPN03201223.
Pada lelang sebelumnya, penawaran yang masuk sebesar Rp 52,26 triliun, artinya jumlah penawaran yang masuk kembali mengalami penurunan.
Dapat dikatakan, penurunan penawaran ini sudah kedua kalinya sejak lelang yang sama pada 25 Agustus 2020.
Penurunan dari lelang mengindikasikan bahwa minat investor untuk berinvestasi di SUN sudah mulai berkurang karena investor menilai bahwa ke depan, jumlah SUN yang akan ditawarkan akan terus melimpah.
Penurunan minat investor juga diakibatkan dari isu perubahan independensi Bank Indonesia (BI) yang masih berembus hingga saat ini.
Selain isu tersebut, pesimistis investor terhadap peluang resesi juga menjadikan nilai bid-cover SUN pada lelang hari ini menurun.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan proyeksi ekonomi terbaru. Untuk kuartal III-2020, output ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diperkirakan tumbuh negatif atau terkontraksi -1% hingga -2,9%.
Sementara untuk sepanjang 2020, proyeksinya berada di -0,6% sampai -1,7%. Artinya, Indonesia akan secara sah dan meyakinkan masuk jurang resesi. Sesuatu yang kali pertama dialami sejak 1999.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Peminat Lelang SBN Turun, Tanda-tanda Apakah Ini?
