
Grup Salim, Sinarmas, MNC & Lippo, Siapa Terbaik Kinerjanya?

Grup Salim
Siapa tidak kenal dengan Grup Salim? Kini Grup Salim dipegang oleh Anthony Salim, generasi kedua, anak dari pendiri Salim Group, Sudono Salim yang sempat melejit namanya pada era 1990an lantaran seringkali menempati urutan teratas daftar orang terkaya di Indonesia.
Saat krisis ekonomi 1998 melanda, Grup Salim sangat terdampak sehingga terpaksa menjual kepemilikan saham mayoritas di PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Setelah lepas tahun 2000, sektor usaha Grup Salim yang tidak dijual pun akhirnya berhasil bangkit.
Gurita konglomerasi Grup Salim utamanya ada di sektor barang-barang konsumsi, tapi juga di sektor usaha otomotif, ritel, serta agribisnis.
Tercatat Grup Salim merupakan grup konglomerasi yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar di antara ke-4 grup ini yakni di angka Rp 267,77 triliun dengan total ekuitas yang tidak kalah besar yakni Rp 116,26 triliun.
Grup Salim juga mampu melawan pandemi virus corona setelah berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 6,24 triliun pada kuartal kedua 2020 ini meskipun kehadiran 'tamu tak diundang' nCov-19.
Kesuksesan Grup salim menjadi grup penetak laba bersih terbesar di antara grup lain datang dari sektor usaha utamanya yakni consumer goods.
Sektor ini tidak terlalu terdampak oleh virus corona karena defensif, artinya walaupun daya beli turun dan masyarakat terkunci di rumah, penjualan makanan dan bahan pokok lainnya akan tetap 'jalan terus' bahkan berhasil meningkat.
Pendapatan utama Grup Salim tentu datang dari duo Indofood produsen mie instan Indomie yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur TBK (ICBP) dan induk usahanya PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang menghasilkan laba bersih masing-masing Rp 3,38 triliun dan Rp 2,84 triliun.
Duo Indofood ini juga menjadi penyumbang kapitalisasi pasar terbesar bagi Grup salim dengan market cap (kapitalisasi pasar) ICBP sebesar Rp 120,7 triliun dan INDF sebesar Rp 69,58 triliun.
Selain duo Indofoood perusahaan lain milik Salim yang memiliki kapitalisasi pasar besar adalah holding peritelnya PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) yang berkapitalisasi pasar sebesar Rp 48,08 triliun, meski ekuitasnya Rp 9,31 triliun dan hanya mampu membukukan laba sebesar Rp 32,35 miliar pada kuartal kedua tahun ini.
Next, masih ada ada grup-grup konglomerasi lainnya seperti Grup Triputra, Grup Djarum, Grup Astra, Grup Barito, Grup CT, Grup Sungai Budi, Grup Kalbe, dan lainnya, termasuk Grup BUMN.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
