Semester I-2020

Laba Ambles 99% Jadi Rp 5 M, Begini Penjelasan Ramayana

tahir saleh, CNBC Indonesia
08 September 2020 16:23
Ramayana (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Ramayana (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) menjelaskan duduk perkara mengapa laba bersih perusahaan ambles hingga 99% pada 6 bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.

Total laba bersih RALS di semester pertama 2020 tersisa jadi Rp 5,36 miliar, atau turun 99,1% dari Rp 590 miliar di periode yang sama tahun lalu.

Sepanjang semester I-2020, perseroan mencatatkan penjualan kotor sebesar Rp 2,20 triliun atau turun 58,3% dari Rp 5,27 triliun di semester I-2029.

Pendapatan bersih perseroan ikut turun sebesar 57,8% menjadi Rp 1,47 triliun dari sebelumnya Rp 3,49 triliun.

"Adapun penjualan kotor di kuartal kedua tahun 2020 menyumbang penurunan terbesar sebanyak 77,5% imbas dari penutupan gerai, pembatasan jam operasional gerai, serta menurunnya daya beli masyarakat," tulis manajemen, dalam siaran pers, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (8/9/2020).

"Padahal, kuartal kedua merupakan periode yang sangat krusial bagi Ramayana, di mana terdapat musim Lebaran yang berkontribusi sangat besar terhadap penjualan dan laba perseroan," kata manajemen.

Total laba kotor yang diperoleh RALS sebesar Rp 614 miliar atau mencerminkan margin laba kotor 28,0%. Adapun laba kotor tersebut turun sebesar 60,9% dari Rp 1,57 triliun di periode yang sama tahun lalu, atau mencerminkan margin laba kotor 29,8%.

"Penurunan margin laba kotor tersebut disebabkan oleh meningkatnya kontribusi penjualan Supermarket dengan marjin laba kotor yang lebih rendah," kata manajemen RALS.

Manajemen mengungkapkan, untuk menindaklanjuti penurunan penjualan dan laba kotor, RALS mengambil langkah untuk melakukan kontrol ketat dan efisiensi terhadap biaya operasional secara menyeluruh, termasuk upaya untuk mendapatkan keringanan biaya sewa dari pihak developer.

Adapun total biaya operasional perseroan di kuartal kedua turun sebesar 52,9% menjadi Rp 256 miliar, dari Rp 543 miliar di kuartal kedua tahun lalu.

"Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak awal bulan Maret lalu telah berdampak sangat signifikan terhadap kegiatan operasional Ramayana, terutama pada kuartal kedua tahun 2020."

Manajemen mengungkapkan, perseroan menutup sementara 94 gerai nya dari akhir bulan Maret dikarenakan adanya peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Pembukaan kembali gerai Ramayana yang prospektif dan di daerah non-PSBB dilakukan secara bertahap sejak pertengahan bulan April, dan sampai dengan tanggal 30 Juni, Ramayana telah mengoperasikan kembali 105 gerai dari total 118 gerai.

Adapun pembukaan kembali gerai tersebut dilakukan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan dan memprioritaskan keamanan pelanggan dan karyawan Ramayana.

Pembatasan jam operasional gerai, terutama gerai yang terletak di mall/pusat perbelanjaan, serta menurunnya daya beli masyarakat akibat berkurangnya pendapatan dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) juga turut berdampak negatif terhadap performa perseroan sepanjang semester pertama tahun 2020.

Dividen

Sejak penawaran umum pertama pada tahun 1996, perseroan telah membagikan dividen kas kepada para pemegang saham dengan tingkat persentase antara 21% sampai 67% dari laba bersih tahun sebelumnya.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan pada 14 Agustus lalu, telah diputuskan perseroan membagikan dividen kas sebesar Rp 337 miliar atau Rp 50 per saham, setara dengan 52,0% dari laba bersih tahun 2019.


(tas/tas) Next Article Ramayana PHK 421 Pegawai, 2.700 Terkena Pemotongan Gaji

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular