Duh Efek Pandemi! Gaji 625 Pegawai & Direksi Jababeka Ditunda

tahir saleh, CNBC Indonesia
25 August 2020 13:28
Kawasan Industri Jababeka Kendal (dok. jababeka.com)
Foto: Kawasan Industri Jababeka Kendal (dok. jababeka.com)

Jakarta, CNBC IndonesiaPT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) melaporkan dampak terbaru dari pandemi virus corona (Covid-19) terhadap kelangsungan bisnis, termasuk dampak kepada perkembangan jumlah karyawan perusahaan hingga saat ini.

Sekretaris Perusahaan Jababeka, T. Budianto Liman, mengatakan sejak 8 Juni 2020, dengan pertimbangan protokol kesehatan dalam penerapan PSBB (pembatasan sosial berskala besar), perseroan menyesuaikan pengaturan jadwal kerja dan jam kerja bagi karyawan yang bekerja di Cikarang, Jakarta dan Kendal dengan normal shift yang dibagi menjadi tiga.

Ketiga shift tersebut yakni jam masuk 07.00 WIB, jam istirahat 11.00 WIB, jam pulang 16.00 WIB.

Lalu jam masuk 08.00 WIB, jam istirahat 12.00 WIB, jam pulang 17.00 WIB, dan jam masuk 09.00 WIB, jam istirahat 13.00 WIB, jam pulang 18.00 WIB.

"Perusahaan juga beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran WHO agar semua karyawan yang bekerja di lokasi menggunakan APD seperti masker, pelindung wajah, sarung tangan, dan dilakukan pemeriksaan suhu badan setiap hari serta menerapkan physical distancing," jelasnya dalam jawaban kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip, Selasa (25/8/2020).

Selain itu, dia menjelaskan, dari total karyawan Jababeka saat ini 1.555 orang, dan dari jumlah itu terdapat 625 karyawan termasuk direksi dan dewan komisaris yang dilakukan penangguhan gaji dari sebesar 10% hingga 100% secara berjenjang kecuali untuk golongan 1 sampai 3 tetap dilakukan pembayaran gaji normal.

Meski demikian, perkiraan perubahan total pendapatan (konsolidasi) untuk periode terkini di tahun 2020 (dapat menggunakan proforma) dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 diprediksi pendapatan naik 25-50%.

Sementara itu, laba bersih konsolidasi untuk periode terkini di tahun 2020 (dapat menggunakan proforma) dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 diprediksi turun 75%.

"Terkait dengan aktivitas penjualan properti, perseroan melakukan berbagai penjualan/pemasaran melalui media (online) yang ada dan lewat Property Agent dan tidak melakukan kegiatan pameran/gathering sementara waktu untuk membatasi berkumpulnya khalayak umum serta melakukan perjanjian/pertemuan berdasarkan pembagian waktu yang telah ditetapkan."

Adapun untuk kegiatan jasa yang menghasilkan recurring revenue seperti penyediaan air bersih, pengolahan air limbah, estate management, power plant serta dry port, setiap entitas anak perusahaan tetap melayani kebutuhan konsumen secara optimal dan menjaga hubungan dengan baik serta menjalankan kegiatan operasionalnya sebaik-baiknya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang baik.

"Untuk mempertahankan kelangsungan usaha di tengah kondisi pandemi Covid-19, kami mengupayakan beberapa hal terutama dengan melakukan pengetatan dan efisiensi atas biaya operasi perusahaan termasuk penangguhan gaji, memonitor secara ketat cash flow perusahaan, menjalin hubungan yang baik dengan perusahaan pembiayaan dan perbankan, serta tetap menjaga kualitas layanan produk dan jasa perusahaan kepada para pelanggan," jelasnya.

Dia menjelaskan, perseroan dengan entitas anak tetap mengajak seluruh karyawan tetap bekerja keras dan optimal untuk melayani konsumen serta menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen di tengah situasi pandemi Covid-19.

"Kami juga melakukan pemasaran dengan pola baru dan inovatif agar dapat menjangkau konsumen secara langsung dan lebih luas, seperti mengembangkan penjualan secara online serta memberikan insentif kepada calon pembeli."

"Kami juga tetap melakukan komunikasi dan memberikan update tentang perkembangan pandemic Covid-19 di Indonesia dan Kawasan pada khususnya kepada calon investor khususnya dari luar negeri," katanya.

KIJA membukukan rugi bersih sebesar Rp 12,4 miliar pada paruh pertama 2020 dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp 49,3 miliar untuk periode yang sama pada 2019.

"Alasan utama penurunan ini adalah dampak pergerakan selisih kurs di mana pada semester pertama 2020 Perseroan membukukan rugi selisih kurs sebesar Rp 66,1 miliar dibandingkan dengan laba selisih kurs sebesar Rp 90 miliar pada 1H19," tulis manajemen KIJA.

Adapun total penjualan dan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 1,25 triliun pada semester pertama (H1) tahun 2020, naik 41% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Total penjualan dan pendapatan konsolidasi juga meningkat di kuartal kedua tahun 2020, tumbuh 64% (stand-alone basis) dibandingkan 1Q20.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba Jababeka di 2019 Capai Rp 119 M, Saham Terjerembab 54%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular