
Rencana IPO Wika Realty Ditunda! Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - BUMN Kontruksi, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menunda rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) anak usaha, PT Wika Realty, yang menurut rencana dilaksanakan tahun ini. Perseroan masih menunggu kelanjutan kebijakan Kementerian Bandan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berencana membentuk sub holding BUMN Perhotelan.
"Untuk rencana IPO anak usaha, rencana WIKA Realty akan ditunda sampai WIKA Realty dapat induk dari sub holding perhotelan, bisa di tahun depan atau paling cepat 2023 setelah rampung proses sub holding," ujar Agung Budi Waskito, Direktur Utama Wijaya Karya, dalam paparan publik virtual, Selasa (25/8/2020).
Seperti diketahui, rencana IPO Wika Realty sebelumnya sudah bergaung sejak lama namun urung terlaksana. Pada tahun lalu, rencana IPO terbentur kondisi pasar yang masih berfluktiasi dan perseroan, masih fokus pada penguatan modal dan aset.
Di era kepemimpinan Tumiyana, kala itu, ada rencana Wijaya Karya Realty bakal melepas 30% dan meraup dana IPO pada kisaran Rp 2 triliun-Rp 2,5 triliun.
"Wika Realty IPO tahun depan pakai buku Desember. Izin udah keluar kemarin pagi. Kuartal I atau di kuartal II bisa. Targetnya sekitar Rp 2 triliun-Rp 2,5 triliun,30 persen. Untuk transisi masa sisa 2 bulan cari bridging supaya speed-nya naik," kata Tumiyana di kawasan Cikini, Jakarta, Jumat (18/10/2019).
Tak hanya Wika Realty saja, Tumiyana juga menyebut dua anak usaha WIKA lainnya juga akan menyusul namun belum dipastikan mana yang akan lebih dahulu. Sebab, menurut dia PT WIKA Industri & Konstruksi dan PT Wijaya Karya Bitumen sedang dipersiapkan untuk aksi korporasi yang sama.
Pekan lalu, Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan akan menggabungkan delapan BUMN yang ada dalam klaster BUMN pariwisata dan industri pendukungnya. Dari penggabungan tersebut, Garuda Indonesia masuk bersama BUMN lain seperti Sarinah dan Hotel Indonesia.
Erick menegaskan, konsolidasi BUMN terbaru ini bukan bermaksud untuk mematikan bisnis para perusahaan pesaing atau swasta. Namun lebih untuk membangun ekosistem bisnis BUMN yang sehat.
Ia menegaskan, sejak awal duduk di kursi tertinggi Kementerian BUMN, dia ingin memastikan adanya transformasi. Dia ingin adanya konsolidasi yang membuat perusahaan pelat merah turut menciptakan kompetisi sehat.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erick Angkat Asisten Khusus Wamen Tiko Jadi Dirkeu WIKA