Roundup

Emiten Hary Tanoe Private Placement, Kinerja AirAsia Jeblok

Monica Wareza, CNBC Indonesia
14 August 2020 08:41
Hary Tanoesoedibjo (detikFinance/Reno Hastukrisnapati Widarto)
Foto: Hary Tanoesoedibjo (detikFinance/Reno Hastukrisnapati Widarto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (13/8/20) ditutup di zona hijau dengan kenaikan tipis 0,11% di level 5.239,25.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 249 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 10,6 triliun. Jika digabung dengan pasar nego dan tunai, asing masuk Rp 282 miliar.

Dari dalam negeri, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali memperpanjang PSBB Transisi selama 14 hari ke depan hingga 27 Agustus mendatang.

"Dengan mempertimbangkan segala kondisi, setelah kami berkonsultasi dengan pakar kesehatan khususnya epidemiolog, dan berkoordinasi dengan jajaran Forkopimda pada sore tadi, kami memutuskan untuk kembali memperpanjang PSBB Masa Transisi di fase pertama ini untuk keempat kalinya hingga tanggal 27 Agustus 2020," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam pernyataannya, Kamis (13/8).

Dari luar negeri, hubungan Amerika dan China terus menjadi perhatian para pelaku pasar. Pertemuan perwakilan kedua negara yang ditargetkan akan dilaksanakan 15 Agustus nanti menjadi hal yang dinanti pelaku pasar.

Pertemuan tersebut tidak hanya akan membahas mengenai hasil implementasi perjanjian kesepakatan tahap pertama saja, namun mereka juga akan membahas untuk mengenal lebih jauh terkait dengan TikTok dan WeChat yang di mana akhir akhir ini Amerika terus menekan dengan keras terhadap kedua aplikasi ini.

Selain kabar tersebut, simak juga peristiwa emiten yang terjadi sepanjang perdagangan Kamis kemarin.

1. Bos BRI Pilih Selamatkan UMKM Ketimbang Selamatkan Bank

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) saat ini lebih memilih untuk menyelamatkan kondisi UMKM ketimbang melakukan konsolidasi perbankan.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan konsolidasi di bank BUKU 4 lain saat ini terus terjadi. Biasanya bank yang dicaplok nantinya akan memiliki special purpose, baik untuk dijadikan bank digital atau lainnya.

"Tapi kenapa bank Himbara tidak melakukan itu saat ini? Bank Himbara ini sekarang ditugasi untuk ini itu. Maka kemudian mana yang lebih diprioritaskan, mengkonsolidasi bank atau menyelamatkan UMKM? Maka saya akan memilih menyelamatkan UMKM terlebih dahulu baru menyelamatkan bank. Terima kasih," kata Sunarso dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Kamis (13/8/2020).

2. Tok! Harga Private Placement Global Mediacom Rp 200/saham

Induk bisnis media Grup MNC, PT Global Mediacom Tbk (BMTR), sudah menetapkan harga pelaksanaan private placement atau Penambahan Modal Tanpa Melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) sebesar Rp 200/saham.

Harga tersebut ternyata di bawah harga saham BMTR pada penutupan perdagangan Kamis sore (13/8/2020) di level Rp 248/saham. Harga sahamnya turun 6,06% dengan kapitalisasi pasar Rp 3,80 triliun.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), induk usaha PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV) ini berencana menerbitkan sebanyak 700 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 100/saham.

3. Duh! Laba Bersih Citibank Turun 17% di Semester I-2020

Citibank N.A., Indonesia (Citibank) mencatat penurunan laba bersih sebesar 17% menjadi Rp 1,36 triliun sepanjang Semester I-2020 dibanding laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,64 triliun.

Chief Executive Officer Citibank Indonesia Batara Sianturi mengatakan, di tengah situasi akibat pandemi ini, Citibank berkomitmen untuk terus menjaga tingkat likuiditas perusahaan.

4. Duh Mirip Jiwasraya! Kresna Life Janjikan Imbalan Fixed 9,5%

Kasus gagal bayar manfaat polis dua produk asuransi yang dialami PT Asuransi Jiwa Kresna (AJK) atau Kresna Life belum selesai. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun meminta manajemen Kresna Life untuk segera membahas skema penyelesaian pembayaran manfaat kepada nasabah.

Kresna Life sebelumnya menyatakan harus menunda pembayaran dua produk asuransinya yakni Kresna Link Investa (K-LITA) dan Protecto Investa Kresna (PIK).

Dari kasus ini, ada fakta menarik terkait dengan pola yang mirip dengan kasus gagal bayar asuransi jiwa sebelumnya yakni menawarkan bunga pasti (fixed return) kepada pemegang polis.

5. Di Pameran Properti Virtual Ini BTN Tawarkan Bunga KPR 4,17%

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) akan menggelar Indonesia Properti Expo (IPEX) 2020 yang diadakan secara virtual mulai 22 Agustus sampai 30 September 2020.

Direktur Utama Bank BTN, Pahala Mansury menegaskan bahawa pameran properti secara virtual ini yang pertama di Indonesia.

"Jadi betul-betul seperti properti Expo, hanya IPEX ini menggunakan sarana online dan virtual, bisa melihat properti di wilayah Jakarta, misalnya di Barat mana yang tersedia melalui ipex.btn.co.id," katanya saat press conference secara virtual di Jakarta, Kamis (13/8/2020).

6. Hancur Lebur, Jumlah Penumpang AirAsia Ambles 98%

Jumlah penumpang Grup AirAsia Group Berhad yang terkonsolidasi dari bisnis di Malaysia, Indonesia, dan Filipina ini ambles 98% menjadi hanya 204.082 penumpang pada periode 3 bulan (April-Juni 2020) atau kuartal II tahun ini, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 12.839.204 penumpang.

Berdasarkan keterangan resmi perusahaan di situs resminya, jumlah kapasitas juga berkurang 98% menjadi 345.970 penumpang, dari sebelumnya 15.093.048 penumpang, di tengah pandemi Covid-19.

Adapun tingkat keterisian penumpang atauload factorjuga berkurang menjadi 59% dari sebelumnya 85% atau minus 26%.

7. Beli Bahan Vaksin dari China, Bio Farma Rogoh Kocek Berapa?

Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero) saat ini masih menghitung kebutuhan dana yang diperlukan untuk mendatangkan bahan aktif pembuatan vaksin Covid-19 dari China.

Namun demikian, dipastikan tidak ada investasi baru yang dilakukan perusahaan untuk fasilitas pembuatan vaksin ini.

Corporate SecretaryBio Farma Bambang Heriyanto mengatakan kerja sama dengan Sinovac Biotech Ltd. tidak ada pembicaraan agar perusahaan membayarkan royalti untuk vaksin ini.

8. Tajir! Laba Rp 12 T, Aset Perusahaan Duo Hartono Rp 1.113 T

Perusahaan induk Grup Djarum dan menguasai PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Dwimuria Investama Andalan melaporkan posisi keuangan pada Juni tahun ini atau semester I-2020.

Perusahaan milik dua miliarder kakak-beradik Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartonoini mencetak laba bersih entitas induk Rp 6,46 triliun, turun 9,65% dari periode yang sama tahun lalu Rp 7,15 triliun.

Adapun laba bersih yang digabung dengan kepentingan non pengendali pada periode 6 bulan tersebut mencapai hampir Rp 12 triliun atau Rp 11,97 triliun, juga turun 7,42% dari periode yang sama tahun lalu Rp 12,93 triliun.

9. Mau Dicaplok Cathay, Outlook Bank Mayapada Tetap Negatif

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idBBB+ dengan prospek negatif terhadap emiten bank milik Dato' Sri Tahir, PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA).

Padahal, belakangan ini tersiar kabar mengenai rencana Cathay Financial Holding memperbesar kepemilikan saham di Bank Mayapada.

Dalam riset yang dipublikasikan Pefindo, penegasan peringkat idBBB+ dengan prospek negatif ini berlaku untukcorporate ratingMAYA. Sedangkan, untuk Obligasi Subordinasi yang diterbitkan perseroan dalam kurun waktu 2014, 2017 dan 2018 masing-masing memiliki peringkat idBBB-.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular