Internasional

Duterte Batal Jadi "Kelinci Percobaan" Vaksin Putin, Why?

sef, CNBC Indonesia
14 August 2020 07:02
Philippines President Rodrigo Duterte arrives to greet the U.S. Secretary of State Mike Pompeo at Colonel Jesus Villamor Air Base in Manila, Philippines, Thursday, February 28, 2019. Andrew Harnik/Pool via REUTERS
Foto: Presiden Filipina Rodrigo Duterte tiba untuk menyambut Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Pangkalan Udara Kolonel Jesus Villamor di Manila, Filipina, Kamis, 28 Februari 2019. Andrew Harnik / Pool via REUTERS

Jakarta, CNBC Indonesia - Filipina akan memulai uji coba vaksin virus corona dari Rusia ke manusia dalam skala besar pada Oktober 2020. Namun sayangnya Presiden Filipina Rodrigo Duterte tidak menerima suntikan sampai regulator bisa menjamin keamanan vaksin.

Hal ini dikatakan juru bicaranya, sebagai mana dikutip dari France 24, Kamis (13/8/2020). Padahal ia sebelumnya menawarkan diri sebagai "kelinci percobaan" suntikan pertama seraya menyebut percaya pada kesuksesan vaksin itu.

Badan Pengawas dan Makanan Filipina menyetujui penggunaan vaksin pada April 2021. Hasil tes diharapkan didapat akhir Maret.

Duterte disebut baru akan menerima vaksin pada 1 Mei. "Ketika PSG (presidential security group/ kelompok keamanan presiden) mengizinkan, setelah semua tes yang diperlukan selesai," tegas Harry Roque pada wartawan.

Sebelumnya, Moskow mengaku telah mengembangkan vaksin pertama dunia. Bahkan dari pengujian yang dilakukan ada "kekebalan lanjutan" yang dihasilkan.

Meski sudah teregistrasi di Rusia sejak 12 Agustus, vaksin baru masuk tahap ke III (fase akhir) pengujian ke manusia 13 Agustus lalu. Ada 2.000 orang yang terlibat.

Dalam kesempatan itu, Roque juga mengatakan Filipina baru akan meninjau hasil uji klinis fase I dan fase II vaksin bernama Sputnik V itu, September. "Kami akan melakukan bersama dengan Rusia," katanya.

Sputnik V dikembangkan lembaga penelitian Gamaleya dengan Kementerian Pertahanan Rusia. Filipina memiliki kasus corona tertinggi di Asia Tenggara dengan 147.500 dan 2.400 kematian.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan Vaksin 'Sputnik V' Made in Rusia, Pertama di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular