
Fakta Baru Vaksin 'Putin', Tak Cocok untuk Anak-anak & Manula

Jakarta, CNBC Indonesia - Vaksin Covid-19 racikan Rusia, Sputnik V ternyata belum bisa digunakan untuk anak-anak dan manula. Hal ini ditegaskan Duta Besar Rusia untuk RI Lyudmila Vorobieva.
"(Vaksin) sudah diujicobakan ke manusia," katanya dalam press briefing, Rabu (26/8/2020).
"(Tapi) vaksin ini tidak cocok untuk anak-anak di bawah 18 tahun atau orang lebih dari 60 tahun karena uji klinis tambahan masih perlu dilakukan pada orang dengan usia tersebut."
Ia juga mengatakan saat ini fase III atau tahap akhir vaksin masih dilakukan. Menurutnya ada 44.000 orang yang akan berpartisipasi dalam uji coba ini.
Sementara itu, soal kemungkinan kerja sama, ia mengaku kemungkinan itu terbuka. Dikatakannya sudah ada kontak potensial dengan distributor vaksin.
"Harapannya kerja sama ini akan berkembang dan kami dapat, setelah vaksin disertifikasi, didistribusikan di Indonesia atau menggelar uji coba klinis," katanya.
Ia menegaskan harga vaksin Rusia akan lebih rendah dibanding vaksin lain yang dikembangkan di dunia. Bahkan, tiga kali lebih rendah.
Sputnik V dikembangkan Gamaleya Research Institute dan Kementerian Pertahanan Rusia. Sputnik V adalah vektor virus.
Di mana menggunakan virus lain untuk membawa DNA respons imun yang dibutuhkan ke dalam sel. Vaksin juga dikenal dengan nama Gam-COVID-Vac.
CNBC International melaporkan para ilmuwan Moskow di Gamaleya Institute menggunakan metode pengujian ala militer untuk mempercepat evaluasi klinis. Sputnik mirip dengan vaksin yang dikembangkan CanSino asal China.
Presiden Putin menyatakan salah satu dari dua putrinya yang sudah dewasa sudah menerima dua suntikan vaksin Sputnik V. Rusia mengklaim telah menerima permintaan dari 20 negara untuk memproduksi 1 miliar dosis vaksin Sputnik V.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jadi Mau Pilih Mana, Vaksin AS atau Vaksin China?