
Vaksin Corona Ditemukan, Buatan Inggris Ini Kandidat Terkuat?

Jakarta, CNBC Indonesia - Data seluruh uji klinis vaksin Covid-19 buatan University of Oxford dan AstraZeneca kemungkinan akan diserahkan kepada regulator pada akhir 2020 untuk diteliti guna mendapatkan izin produksi dan penggunaan. Inikah kandidat terkuat vaksin corona?
Direktur Oxford Vaccine Andrew Pollard mengatakan data uji coba ini akan dikirimkan kepada regulator setelah ilmuwan merasa puas dengan kinerja vaksin ini. Ia juga menyatakan akan menunggu keputusan dari regulator apakah vaksin ini bisa segera digunakan untuk kondisi darurat.
"Sangat mungkin jika kasus bertambah dengan cepat dalam uji klinis, kami dapat memiliki data tersebut sebelum regulator pada tahun ini," ujar Andrew Pollard kepada BBC Radio, seperti dilansir dari ABC, Rabu (26/8/2020).
"Kemudian akan ada proses di mana mereka akan membuat perintah untuk membuat penilaian lengkap dari data."
Vaksin Oxford dan AstraZeneca digadang-gadang sebagai vaksin Covid-19 paling maju. Pada uji klinis tahap awal vaksin sukses menghasilkan antibodi dan saat ini vaksin ini sedang melakukan uji klinis fase akhir. Vaksin ini diberi nama AZD1222 atau ChAdOxl nCoV-19.
Vaksin AstraZeneca menjadi pemberitaan utama pada awal pekan ini setelah Financial Times melaporkan Pemerintah Donald Trump sedang mempertimbangkan pelacakan cepat vaksin untuk digunakan di Amerika Serikat (AS) menjelang pemilihan umum (pemilu) Presiden 3 November 2020.
Surat kabar asal Inggris ini melaporkan opsi yang sedang dipertimbangkan adalah melibatkan badan Administasi Makan dan Obat-obatan AS (FDA) dengan memberikan 'otorisasi penggunaan darurat' pada Oktober bagi vaksin potensial.
Pada uji klinis fase akhir vaksin AZD 1222 ini, Universitas Oxford telah mendapatkan relawan 20.000 orang di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan dan AstraZeneca mendapatkan 30.000 relawan di AS.
"Besarnya [relawan] uji coba bukan menjadi masalah di sini, yang Anda butuhkan adalah memiliki cukup banyak kasus yang dikumpulkan selama waktu observasi dalam uji coba," kata Andrew Pollard.
Pekan lalu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyebut vaksin Oxford sebagai" salah satu yang paling maju dan menjanjikan di dunia" dan mengatakan Pemerintah Australia telah mendapatkan hak untuk membuat jutaan dosis vaksin potensial jika uji coba berhasil. Vaksin ini akan diberikan secara gratis.
(roy/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Catat! 26 Juta Lebih Vaksin Covid-19 di RI Sudah Kedaluwarsa