Internasional

Vaksin Putin 'Bermasalah' dengan Badan Obat Uni Eropa

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
10 March 2021 09:03
A vial with Russia's Sputnik V coronavirus vaccine in a medical room, in Moscow, Russia, Saturday, Dec. 5, 2020. Thousands of doctors, teachers and others in high-risk groups have signed up for COVID-19 vaccinations in Moscow starting Saturday, a precursor to a sweeping Russia-wide immunization effort. (AP Photo/Pavel Golovkin)
Foto: AP/Pavel Golovkin

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya, yang membuat vaksin Sputnik V Rusia, menuntut permintaan maaf dari Badan Obat Eropa (European Medicines Agency/EMA). Ini terjadi setelah adanya kritik dari salah satu pejabat lembaga tersebut.

"Kami menuntut permintaan maaf publik dari Ketua Dewan EMA Christa Wirthumer-Hoche atas komentar negatifnya pada negara-negara Uni Eropa yang secara langsung menyetujui Sputnik V," pembuat vaksin menulis di Twitter pada Selasa (9/3/2021).

"Komentarnya menimbulkan pertanyaan serius tentang kemungkinan campur tangan politik dalam tinjauan EMA yang sedang berlangsung," lanjut mereka, menambahkan bahwa vaksin buatan Rusia telah disetujui oleh 46 negara.

Pada Senin (8/3/2021) sebelumnya, Wirthumer-Hoche, memperingatkan negara-negara anggota Uni Eropa agar tidak terburu-buru mengesahkan vaksin Sputnik V. Ia membandingkan peluncuran darurat vaksin tersebut dengan permainan untung-untungan russian roulette.

Komentar Wirthumer-Hoche datang setelah beberapa negara UE telah mulai mendistribusikan Sputnik V sebelum adanya persetujuan di blok tersebut. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut pernyataan Wirthumer-Hoche menyedihkan dan tidak pantas untuk dikatakan.

"Tak seorang pun boleh meragukan bahwa ini adalah salah satu vaksin paling populer dan mungkin paling terpercaya di dunia," kata Peskov kepada wartawan, dikutip dari AFP.

Sementara itu, Badan Austria untuk Kesehatan dan Keamanan Pangan mengatakan Wirthumer-Hoche menyesal atas pernyataannya.  Apalagi komentarnya dipahami dengan "cara yang kontradiktif".

"Pernyataan Dr Christa Wirthumer-Hoche ... merujuk pada fakta bahwa menggunakan vaksin dalam skala besar tanpa pengetahuan yang memadai tentang data keamanan, kualitas dan kemanjuran akan menjadi kelalaian," kata pernyataan itu.

"Bukan mengacu pada keamanan, kualitas, dan kemanjuran Sputnik V."

Minggu lalu, EMA yang berbasis di Amsterdam meluncurkan tinjauan bergulir terhadap vaksin Sputnik V. Ini sebuah langkah kunci untuk disetujui sebagai vaksin non-Barat pertama yang digunakan untuk melawan virus corona di seluruh blok 27 negara.

Hongaria telah menyetujui Sputnik V dan mulai menggunakannya sebagai bagian dari peluncuran vaksinnya. Sementara Republik Ceko dan Slovakia juga telah memesan dosis dan mengatakan mereka tidak akan menunggu persetujuan EMA.

Rusia mengatakan siap memberikan suntikan vaksin bagi 50 juta orang Eropa segera setelah Sputnik V mendapat lampu hijau dari regulator terkait.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Titahkan Vaksinasi Massal Warga Rusia Pekan Depan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular