Pemerintah Kian Pede Disokong BI di SBN, Kupon Bakal Landai?

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
12 August 2020 20:26
Business adviser analyzing financial
Foto: Freepik

Sikap konservatif dalam lelang kali ini kemungkinan besar tidak terlepas dari konsep berbagi beban (burden sharing) antara Kemenkeu dan Bank Indonesia (BI), di mana bank sentral ikut menyerap Surat Berharga Negara (SBN) dengan kupon khusus yang mengacu pada suku bunga acuan.

"Lelang SUN pada hari ini [Selasa kemarin] merupakan lelang SUN pertama yang digunakan untuk pemenuhan pembiayaan Non-Public Goods, khususnya untuk belanja dan pembiayaan UMKM," tulis DJPPR.

Saat ini BI 7-Day Reverse Repo Rate dipatok pada level 4% atau masih lebih rendah dari imbal hasil SBN pemerentah bertenor 10 tahun (yang selama ini menjadi acuan pasar) pada level 6,761%.

Dengan kata lain, BI membantu pemerintah untuk menyerap surat utang, tapi meminta diskon kupon. Skema kerja-sama ini pun memperkuat posisi tawar Kemenkeu selaku penerbit karena mereka telah memiliki pembeli siaga (stand by buyer), yakni BI.

Jika mengikuti tren, imbal hasil surat utang pemerintah memang terus melemah sepanjang tahun ini, sehingga memberikan alasan bagi pemerintah untuk menawarkan kupon lebih rendah dalam lelang.

Bukan tidak mungkin skema tersebut bakal membuat kupon terus menurun ke kisaran 6%, di tengah kesulitan pembiayaan APBN akibat krisis pandemi. Ini mungkin bakal membuat investor asing agak ogah-ogahan membeli SBN tersebut, tapi lain halnya dengan investor lokal.

Di tengah bunga deposito yang terus tergerus mengikuti penurunan suku bunga acuan, para pemilik dana bakal melihat kupon 6% sebagai keuntungan yang adil, terutama di tengah situasi yang penuh ketidakpastian.

Data Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU) Bank Indonesia (per 10/8/2020) menyebutkan bunga deposito tertinggi di perbankan adalah sebesar 5,63%, yakni untuk produk deposito PT Bank Mega Tbk berjangka waktu 1 bulan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular