Ada Apa dengan Rupiah? Tadi Perkasa Kok Sekarang Lemah?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 August 2020 10:43
Ilustrasi Dollar
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Padahal secara umum dolar AS sedamg tertekan. Pada pukul 09:42 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,13%. Dalam sebulan terakhir, indeks ini sudah ambles 3,46%.

Data ketenagakerjaan terbaru tidak cukup kuat untuk menopang penguatan dolar AS. Pada Juli, perekonomian Negeri Paman Sam menciptakan 1,76 juta lapangan kerja. Angka ini di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 1,6 juta, tetapi jauh di bawah pencapaian bulan sebelumnya yang mencapai 4,8 juta.

Sementara tingkat pengangguran pada Juli tercatat 10,2%, turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 11,1%. Namun penurunan ini agak rancu, karena mereka yang dirumahkan pun mengaku masih bekerja. Statusnya masih karyawan, tetapi sedang tidak bekerja.

"Pemulihan pasar tenaga kerja sangat rapuh dan tanpa sabuk pengaman. Semua tergantung dari stimulus pemerintah. Mustahil untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan jika pengangguran di mana-mana," tegas Chris Rupkey, Kepala Ekonom MUFG yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.

Ya, dunia usaha memang belum bisa berdiri sendiri karena hantaman pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) begitu keras. Stimulus fiskal menjadi satu-satunya tumpuan harapan untuk mengembalikan orang-orang ke tempat kerja.

Namun dengan penularan virus corona yang semakin mengkhawatirkan, ada ketakutan aktivitas masyarakat bakal ditutup lagi. Per 8 Agustus, jumlah pasien positif corona di Negeri Adikuasa mencapai 4.920.369 orang. Bertambah 61.773 orang (1,27%) dibandingkan posisi hari sebelumnya.

"Pemulihan ekonomi dan pasar tenaga kerja akan sangat tergantung dari perkembangan virus. Namun yang jelas, euforia karena reopening sudah berlalu," kata Sarah House, Ekonom Senior Wells Fargo Securities yang berbasis di North Carolina, sebagaimana diwartakan Reuters.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular