
Trump Teken Aturan Pengangguran Dapat BLT Rp 5,86 Juta/Pekan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani empat perintah eksekutif pada Sabtu (8/8/2020) waktu setempat atau Minggu (9/8/2020) WIB. Salah satu dari empat perintah eksekutif itu berisi bantuan langsung kepada pengangguran senilai US$ 400 per pekan atau setara Rp 5,86 juta (kurs Rp 14.652,31/US$), di mana 25% di antaranya diminta ditanggung oleh pemerintah negara bagian.
Langkah Trump ini dilakukan setelah Gedung Putih dan Partai Demokrat gagal mencapai kesepakatan terkait stimulus bantuan Covid-19 pekan ini. Tiga perintah eksekutif lainnya adalah tax holiday bagi warga AS berpenghasilan kurang dari US$ 100.000 per tahun, bantuan untuk penyewa dan pemilik rumah serta penangguhan pembayaran student loan atau pinjaman pelajar di level universitas.
"Kami ingin melindungi masyarakat AS," ujar Trump dalam keterangan pers dari klub golfnya di Bedminster, New Jersey, seperti dilaporkan CNN International.
Trump mengatakan, bantuan US$ 300 berasal dari kocek pemerintah pusat, sedangkan sisanya US$ 100 bersumber dari kas pemerintah negara bagian. Lantaran para gubernur harus membayar US$ 100, tidak jelas berapa banyak dari mereka yang menganggur mendapat US$ 400 secara penuh.
Sebuah memorandum kemudian dirilis Gedung Putih setelah konferensi pers Trump menulis total anggaran yang disiapkan pemerintah untuk mendukung pemerintah negara bagian menerapkan program itu mencapai US$ 44 miliar (Rp 644,7 triliun). Tetapi ketika ditanya kepada seorang gubernur dari Partai Demokrat agar mereka membayar 25% dari total BLT kepada pengangguran, Ia tertawa dan mengaku, "tidak punya uang".
CNN International menulis pemerintah negara bagian telah meminta Kongres untuk menyediakan tambahan anggaran US$ 500 miliar (Rp 7.326,15 trilun) demi menopang 'APBD' mereka yang porak-poranda akibat pandemi Covid-19. Pendapatan pajak hilang akibat pandemi tersebut berdampak kepada kesehatan hingga perekonomian.
Ini yang menjadi salah satu poin utama perselihan antara Demokrat, yang ingin mengalokasikan tambahan anggaran, dengan Republik yang tidak ingin ada alokasi itu. Republik mengklaim sejumlah negara bagian dikelola dengan buruk semasa pandemi.
Jutaan orang di AS telah mengajukan 'tunjangan pengangguran' yang berimbas pada kekurangan kas di beberapa negara bagian. Tercatat sudah 10 negara bagian yang telah meminjam hampir US$ 20 miliar (Rp 293 triliun) dari Departemen Keuangan untuk menutupi anggaran.
Saat ditanya reporter mengapa BLT yang diberikan hanya US$ 400 bukan US$ seperti sebelumnya, Trump menjawab normatif, "Ini adalah uang yang mereka butuhkan, ini adalah uang yang mereka inginkan, ini memberi mereka insentif yang besar untuk kembali bekerja."
Salah satu pejabat pemerintahan Trump menuturkan beberapa orang yang menerima BLT US$ 600 tidak akan memiliki insentif untuk kembali bekerja. Sebab, bantuan itu lebih besar ketimbang gaji yang mereka peroleh.
Pemimpin Mayoritas Senat AS Mitch McConnel memuji langkah Trump. McConnel bahkan menyalahkan Demokrat yang dituding menghambat program Trump sebelumnya.
"Masyarakat AS membutuhkan tindakan nyata sekarang. Sejak Demokrat menyabotase pembicaraan dengan tuntutan absurd yang tidak akan membantu pekerja, saya mendukung Presiden Trump mengeksplorasi opsi-opsi terkait bantuan kepada pengangguran maupun bantuan lain kepada masyarakat yang paling membutuhkan," kata McConnel dalam rilisnya.
Ketua Kongres AS dan Pemimpin Minoritas Senat AS Chuck Schumer mengkritik langkah Trump. Mereka menuduh Trum tidak memahai betapa parahnya krisis yang terjadi saat ini.
"Kami kecewa. Alih-alih bekerja menyelesaikan masalah masyarakat AS, Presiden malah memilih untuk tetap berada di lapangan golf mewahnya untuk mengumumkan kebijakan yang tidak bisa dijalankan, lemah, dan sempit untuk memangkas tunjangan pengangguran yang sangat dibutuhkan jutaan orang dan membahayakan program jaminan sosial dan kesehatan lansia," tulis Pelosi dan Schumer dalam rilisnya.
Kritik juga dilontarkan calon presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden. Menurut Biden, tindakan Trump 'setengah matang'.
"Ini bukanlah kesepakatan. Ini bukan kepemimpinan seorang presiden. Perintah ini bukanlah solusi nyata, melainkan hanya sebuah 'tipuan sinis' yang dirancang," katanya dalam sebuah pernyataan.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biden 'Kepo' Sikap Senator Republik dalam Pemakzulan Trump