Simak Laba Telkom Semester I hingga Sejumlah Emiten Downgrade

Monica Wareza, CNBC Indonesia
10 August 2020 08:05
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas perdangan saham awal pekan ini masih dipengaruhi perkambangan penanganan virus corona (covid-19) dan hubungan dagang Amerika Serikat dan AS. Selain itu, ada beberapa kabar dari pekan lalu yang akan ikut mempengaruhi perdagangan awal pekan ini. 

Sekedar mengingatkan, akhir pekan lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan Jumat (7/8/20) ditutup di zona merah dengan penurunan 0,66% di level 5.143,89.

Dalam sepekan IHSG tercatat terkoreksi 0,11% dan ditutup di level 5.143,89. IHSG sempat mencatatkan penguatan, tetapi pada perdagangan terakhir hari Jumat (7/7/2020) IHSG terperosok 0,66%.

Pekan lalu tensi antara Amerika Serikat dan China kembali memanas. Terbaru Presiden AS Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif pada Kamis (6/8/2020) yang berisi larangan bagi perusahaan atau individu AS untuk bertransaksi dengan ByteDance, perusahaan China yang memiliki aplikasi berbagi video Tik Tok, dan Tencent, pemilik aplikasi WeChat.

Dari dalam negeri, cadangan devisa (cadev) Indonesia meroket pada bulan Juli, hingga melampaui rekor tertinggi sepanjang masa yang dicapai lebih dari 1,5 tahun yang lalu.

Setelah merosot tajam pada Maret, cadev Indonesia menanjak dalam 4 bulan beruntun. Salah satu pemicu meroketnya cadev pada bulan lalu adalah penerbitan global bond.

Selain kabar tersebut, simak juga peristiwa emiten yang terjadi sepanjang perdagangan pekan lalu.

1. Telkom Raih Laba Bersih Rp 10,99 T di Semester I-2020

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) berhasil mempertahankan laba bersih sebesar Rp 10,99 triliun pada semester I-2020, di tengah pelambatan ekonomi akibat pandemi virus corona.

BUMN telekomunikasi ini mencatat pendapatan konsolidasi Perseroan sebesar Rp66,9 triliun. EBITDA (Earnings Before Interest Tax Depreciation Amortization) semakin menguat dengan pertumbuhan 8,9% YoY menjadi Rp36,08 triliun dan margin EBITDA yang tumbuh 6,2% menjadi 54,0%. Margin laba bersih juga menunjukkan tren yang lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi 16,4% dari sebelumnya 16,0%.

2. Waduh! 24 Produk Reksa Dana Kresna Asset Disuspensi OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diketahui melakukan suspensi (penghentian sementara) sebanyak 24 produk reksa dana yang dikeluarkan oleh perusahaan manajer investasi PT Kresna Asset Management. Belum diketahui secara pasti alasan dari suspensi yang dilakukan OJK ini.

Berdasarkan data S-INVEST, disebutkan instruksi OJK untuk suspensi 24 produk reksa dana Kresna Asset tersebut efektif pada Jumat ini (7/8/2020).

3. Angkasa Pura 2 Terbitkan Surat Utang Rp 2,25 T

BUMN pengelola bandara, PT Angkasa Pura 2 akan menerbitkan obligasi senilai Rp 2,25 triliun untuk memenuhi kebutuhan pembayaran modal kerja dan capital expenditure.

Dalam prospektus yang diterbitkan, surat utang ini merupakan dari Obligasi Berkelanjutan I AP 2 dengan nilai total Rp 3 triliun dan diterbitkan sejak 2018. Sebelumnya AP II telah menerbitkan obligasi Rp 750 miliar.

Obligasi ini terdiri atas 4 seri, yakni Seri A dengan jumlah pokok Rp 32 miliar, tingkat bunga tetap sebesar 7,80% per tahun dan berjangka waktu 3 tahun. Seri B jumlah pokok Rp 159 miliar dengan bunga 8,50% dan jangka waktu 5 tahun.

5. Resmi! Fitch Ratings Naikkan Peringkat Bukopin Jadi AA-

Lembaga pemeringkat PT Fitch Ratings Indonesia mengumumkan kenaikkan peringkat PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) menjadi AA-(idn) dari sebelumnya BBB+ (idn) dan masuk dalam Rating Watch Positif.

Hal tersebut terungkap dalam publikasi di situs Fitch Ratings, Jumat (7/8/2020). Dalam memberikan pemeringkat, Fitch mengandalkan informasi faktual yang diterima, mulai dari emiten dan juga sumber lain.

6. Wow! Saham Menara Djarum Diobral Asing Rp 1,3 T, Ini Sebabnya

Pada perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan Jumat (7/8/20) para pelaku pasar kembali dibuat terheran-heran. Pasalnya data transaksi di Bursa Efek Indonesia tercatat asing melakukan jual bersih sebanyak Rp 1,08 triliun di pasar reguler, bahkan apabila memperhitungkan semua pasar maka investor asing tercatat melakukan net sell sebesar Rp 1,33 triliun.

Rupanya ada satu saham yang diobral investor asing di pasar reguler dan negosiasi. Saham itu adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), perusahaan menara telekomunikasi yang dimiliki oleh Grup Djarum.

Saham TOWR dijual asing sebesar Rp 926 miliar yang menyebabkan saham TOWR terkoreksi 6,09% ke harga Rp 1.080/unit. Bahkan sebelumnya TOWR sempat turun menyentuh titik auto reject bawah (ARB) dengan penurunan 6,96% di harga Rp 1.070/unit.

7. Duh! Bisa Gagal Bayar, Fitch Pangkas Peringkat APLN Jadi C

Lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings menurunkan peringkat perusahaan PT Agung Podomoro Tbk (APLN) untuk penerbitan utang jangka panjang dalam mata uang rupiah menjadi C dari CCC-.

Pada saat yang sama Fitch juga menempatkan obligasi senilai US$ 300 juta yang jatuh tempo pada 2024 ke Rating Watch Negative (RWN).

Penurunan peringkat tersebut terjadi setelah perseroan mengumumkan perpanjangan jatuh tempo surat utang yang diterbitkan PT Sinar Menara Deli (SMD), anak usaha perseroan, senilai Rp 350 miliar yang jatuh tempo 26 Agustus 2020 menjadi 22 Agustus 2021.

8. Wow, Ada Perusahaan RI Ekspansi ke Kolombia

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Lestari Priansari Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Kolombia, Claudia Blum de Barberi pada Rabu (05/08/2020) lalu. Dalam pertemuan secara virtual, dikatakan perusahaan farmasi Kimia Farma akan masuk ke pasar negara Kolombia.

"Dua hari lalu saya secara virtual telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Kolombia. Pertemuan ini bertepatan dengan perayaan 40 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kolombia," ujar Retno saat press briefing, Jumat (7/8/2020).

9. Pemodal Lega, Modernland Tambah Jaminan Restrukturisasi Utang

Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) emiten properti akhirnya menyetujui restrukturisasi surat perseroan senilai Rp 150 miliar yang sebelumnya sempat mengalami penundaan bayar.

Ini merupakan Obligasi Berkelanjutan I Modernland Realty Tahap I Tahun 2015 seri B dengan nilai pokok Rp 150 miliar yang seharusnya jatuh tempo Selasa, 7 Juli 2020.

Dalam pengumuman yang disampaikan Pelaksana Harian Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 2, Mugi Bayu Pratama dan Kepala Divisi Pengaturan Perdagangan dan Operasional Irvan Susandy, berdasarkan hasil RUPO pada 14 Juli 2020, tanggal jatuh tempo direstrukturisasi menjadi 7 Juli 2021 dengan tingkat bunga yang sebelumnya 12,5% per tahun menjadi 10% per tahun.

10. Fitch Pangkas Rating Alam Sutera Jadi CCC-, Ini Alasannya

Perusahaan pemeringkat global, Fitch Ratings menurunkan peringkat PT Alam Sutera Tbk (ASRI) ke CCC- dari sebelumnya B-.

Bersamaan dengan itu, Fitch juga menurunkan peringkat surat utang yang diterbitkan dua anak usahanya, Alam Synergy Pte Ltd yang dijaminkan oleh perusahaan dengan peringkat yang sama.

Turunnya rating perusahaan disebabkan karena adanya risiko likuiditas yang dihadapi perusahaan untuk melakukan pembiayaan kembali (refinancing) surat utang anak usahanya. Surat utang yang dimaksud adalah obligasi senilai US$ 115 juta yang jatuh tempo pada 22 April 2021.

11. Mandiri Tunas Finance Rilis Obligasi Rp 858 M, Bunganya 8,6%

Perusahaan multifinance milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Mandiri Tunas Finance, berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan V Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2020 dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya Rp 858 miliar.

Obligasi ini menjadi bagian pertama atau Tahap I dari Penawaran Umum Berkelanjutan V Mandiri Tunas Finance dengan target dana yang akan dihimpun senilai total Rp 5 triliun yang akan digunakan untuk keperluan ekspansi bisnis.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Empat Faktor Ini Bakal Jadi Sentimen Kuat Pasar di Kuartal II

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular