Empat Faktor Ini Bakal Jadi Sentimen Kuat Pasar di Kuartal II

Lucky Leonard Leatemia, CNBC Indonesia
02 April 2022 06:00
In this photo provided by the New York Stock Exchange, trader Americo Brunetti works on the floor, Thursday, March 25, 2021. Stocks are wobbling in afternoon trading Thursday as a slide in technology companies is being offset by gains for banks as bond yields stabilize.(Courtney Crow/New York Stock Exchange via AP)
Foto: AP/Courtney Crow

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham global telah memasuki kuartal II/2022. Sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakannya pada kuartal sebelumnya diprediksi masih kuat.

Pada kuartal I/2022, sejumlah indeks saham utama mengalami kinerja terburuk dalam 2 tahun tahun terakhir. Hal itu dipengaruhi oleh inflasi yang melonjak, perang antara Rusia dan ukraina, serta percepatan rencana Bank Sentral Amerika Serikat alias The Fed untuk menaikkan suku bunga.

Hal tersebut menyebabkan volatilitas di pasar naik sekitar 50% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021. Para analis pun menyarankan investor untuk mengatur strategi yang lebih jitu dalam memasuki kuartal II/2022.

"Jika tujuan Anda adalah untuk menghindari semua risiko, maka Anda seharusnya tidak berada di pasar," tutur Liz Anne Sonders, Direktur Pelaksana dan Kepala Strategi Investasi Charles Schwab, dikutip dari CNN International, Sabtu (2/4/2022).

Setidaknya, ada empat hal yang perlu menjadi perhatian investor global untuk memasuki kuartal/2022.

Pertama, faktor geopolitik. Gejolak geopolitik telah berdampak pada pasar komoditas dan energi serta menimbulkan ancaman krisis pangan.

Kedua, faktor inflasi. AS saat ini sedang berjuang melawan masalah inflasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam 40 tahun.

Oleh karena itu, sekarang dinilai menjadi saat yang tepat untuk melihat aset riil sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Artinya, investor bisa melirik saham-saham komoditas, real estat, tanah, peralatan, dan sumber daya alam.

Ketiga, suku bunga The Fed. Kebijakan The Fed yang lebih agresif terkait suku bunga perlu menjadi perhatian tak hanya bagi bursa saham di AS, tetapi juga bursa saham global.

Keempat, gelombang Covid-19. Kemunculan berbagai varian baru belakangan ini dinilai perlu disikapi dengan hati-hati karena bisa mengganggu stabilitas pasar.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada "Resesi Buatan", Bursa Eropa Tetap Menghijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular