
Lesu di Awal Pekan, Rupiah Jadi Terburuk di Asia

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal pekan ini, Senin (3/8/2020), bahkan menjadi yang terburuk di Asia. Virus corona lagi-lagi membuat rupiah lesu pada perdagangan hari ini.
Melansir data Refiniitiv, rupiah membuka perdagangan hari ini dengan stagnan di level Rp 14.530/US$, tetapi tidak lama langsung masuk ke zona merah. Pelemahan rupiah semakin membengkak hingga 0,28% ke level Rp 14.570/US$.
Posisi rupiah membaik di penutupan perdagangan, berada di level Rp 14.560/US$ melemah 0,21% di pasar spot. Akibat pelemahan tersebut, rupiah menjadi mata uang terburuk Asia. Mata uang utama Asia bergerak bervariasi pada hari ini, hingga pukul 15:14 WIB, ringgit Malaysia menjadi mata uang terbaik dengan penguatan 0,21%.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hari ini.
Tren penambahan kasus penyakit virus corona (Covid-19) di Indonesia masih terus menanjak. Di ibu kota negara, DKI Jakarta, juga masih tinggi, bahkan muncul cluster baru, yakni wilayah perkantoran.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan akhirnya kembali memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi pada Kamis pekan lalu. PSBB transisi diperpanjang selama 2 pekan hingga 13 Agustus mendatang.
PSSB transisi yang terus diperpanjang tersebut berisiko membuat pemulihan ekonomi Indonesia berjalan lebih lambat dan lama. Dengan perpanjangan tersebut artinya separuh kuartal III-2020 masih terjadi PSBB transisi, maka ada risiko pertumbuhan ekonomi minus, seperti yang diramal oleh Bank Dunia.
Maklum saja, DKI Jakarta berkontribusi sebesar 29% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional di tahun 2019.
Bank Dunia merilis laporan Indonesia Economic Prospects edisi Juli 2020. Laporan itu diberi judul The Long Road to Recovery.
Lembaga yang berkantor pusat di Washington DC (Amerika Serikat) itu memperkirakan ekonomi Indonesia tidak tumbuh alias 0%. Namun Bank Dunia punya skenario kedua, yaitu ekonomi Indonesia mengalami kontraksi -2% pada 2020 jika resesi global ternyata lebih dalam dan pembatasan sosial (social distancing) domestik lebih ketat.
"Ekonomi Indonesia bisa saja memasuki resesi jika pembatasan sosial berlanjut pada kuartal III-2020 dan kuartal IV-2020 dan/atau resesi ekonomi dunia lebih parah dari perkiraan sebelumnya," tulis laporan Bank Dunia.
Tidak hanya di dalam negeri, Australia yang sebelumnya sukses meredam penyebaran virus corona kini mengalami serangan gelombang kedua, khususnya di Negara Bagian Victoria.
Pada pertengahan Juni lalu, jumlah kasus di Australia bertambah hanya belasan, bahkan sempat 0 kasus pada 10 Juni lalu, berdasarkan data CEIC.
Belakangan ini, jumlah kasusnya terus menanjak Victoria, hingga mendeklarasikan "state of disaster" atau keadaan bencana hari Minggu kemarin.
Jumlah kasus di Australia saat ini mencapai 17.923 orang, tetapi di bulan Juli saja, total jumlah kasus di Australia sebanyak 8.985 orang, atau 2 kali lipat dari jumlah sebelumnya.
Kemudian dari Filipina, Presiden Rodrigo Duterte memutuskan untuk kembali menerapkan lockdown di Manila Raya dan provinsi-provinsi di sekitarnya seperti Laguna, Cavite, Rizal, dan Bulacan. Ini dilakukan karena terjadi lonjakan kasus Covid-19. Kini, jumlah pasien positif corona di Filipina sudah lebih dari 100.000 orang dan wilayah Manila menjadi zona merah.
Penyebaran virus corona tersebut membuat sentimen pelaku pasar memburuk yang akhirnya membuat rupiah terpuruk hingga pertengahan perdagangan hari ini.
